Membangun Komunitas Rukuk

Profetik UM Metro – Allah berfirman: Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.(Al Baqarah ayat 43)

Kurang lebih 100 ayat yang mengajak manusia untuk mengaktifkan akal fikiranya dengan berbagai metode berfikir, baik tafakur (berfikir terhadap alam semesta)_tadabbur (merenungi ayat Allah), _ta’aqqul (berfikir dalam objek sosial) dan _tadzakkur (berfikir untuk mengingat Allah) sehingga akal kita akan selalu tergerak untuk terus memikirkan ayat-ayat Allah SWT baik yang tersurat maupun tersirat.

Hari ini kita akan memikirkan surat Al Baqarah ayat 43, yang memerintahkan mendirikan sholat, menunaikan zakat dan rujuk bersama orang-orang yang Rukuk.

Ayat sebelumnya membahas bagaimana perilaku orang-orang yang senang melakukan talbis (pencampur adukan) antara hak dan batil, serta senang menyembunyikan kebenaran demi kepentingan duniawi mereka.

Ayat 43 adalah menjadi antitesa bagi ayat sebelumnya, yang menggambarkan bagaimana karakter orang yang beriman, yang konsisten dalam sholat dan zakat, konsisten membangun nilai spiritual dan nilai sosial, serta membangun komunitas positif.

Tiga karakter itu adalah karakter yang sangat luar biasa untuk kebangkitan sebuah peradaban dan kemajuannya. Yang berkontra produktif dengan orang yang mencari keuntungan dengan cara-cara yang culas.

Yang pertama, menegakkan nilai sholat

Aqiimussholah kata Aqim artinya adalah tegakan atau dirikan. Menegakan artinya bukan sekedar melaksanakan, akan tetapi menegakan segala aspek nilai sholat, baik rukun, wajib, Sunnah sholat, serta semua nilai filosofis yang terkandung dalam sholat.

Insan profetis akan menjadikan sholat sebagai kebutuhan, karena ini adalah nutrisi hati, karena para ulama mengatakan disinilah posisi kita paling dekat dengan Allah SWT, dan disinilah kita akan berdialog dengan Allah SWT.

Dengan sholat hati akan mengalami ketenangan paripurna, karena sujud adalah kondisi di mana seorang hamba sangat dekat dengan Allah SWT, seorang hamba sangat bahagia karena dia tidak ada rasa berat ketika semua sudah ditundukkan di hadapan Allah SWT.

Sehingga Sayid Qutub dalam tafsir fi dzilal Qur’an, menyebutkan bahwa sholat adalah hubungan hamba yang lemah kepada Zat Yang Maha Kuasa, Allah berikan waktu 24 jam untuk ibadah, selama itulah manusia tunduk dan patuh kepada Nya. Akan tetapi Allah SWT memberikan waktu tertentu untuk khusus mendekatkan diri dengan sengaja, dengan cara yang ditetapkan. Disitulah Manusia mengadu, memohon dan mencurahkan masalahnya kepada Allah SWT, sehingga manusia mengalami ketenangan.

Shalat merupakan waktu pilihan saat pelimpahan karunia dan kecintaan yang menetes dari sumber yang tak kunjung kering. Di sisi lain, shalat menjadi kunci kekayaan yang melimpah dan amat banyak bagi pelaksana-nya. Shalat juga termasuk titik tolak dari dunia yang kecil dan terbatas. Ia bagaikan ruh, salju dan naungan pada saat jiwa sedang panas. Shalat merupakan sentuhan kasih sayang terhadap hati yang letih. Karena itulah, ketika Nabi Muhammad saw tengah mengalami berbagai kesulitan dan persoalan, beliau segera melakukan shalat.

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”. (QS al-Baqarah: 45) ayat ini adalah bukti bahwa sholat adalah kekuatan, sholat adalah solusi, sehingga menegakkan sholat menjadi keharusan.

Menegakan sholat bukan hanya berlaku pada wilayah rukun syaratnya, akan tetapi lebih dalam dari itu adalah nilai-nilai sholat yang sangat luar biasa.

Bagaimana nilai takbir hadir dalam diri hamba, ketika mengakui kebesaran hanya milik Allah SWT, sehingga dia tidak akan merasa sombong dalam dirinya, walau jabatan, harta dan pengetahuan berpihak pada dirinya. .

Menegakan nilai khusyu’, hanya tunduk patuh kepada Allah SWT, takut hanya kepada Allah SWT, sehingga dia hanya fokus pada apa yang Allah kehendaki dalam kehidupan. Dia tidak pernah menengok kepada sesuatu yang melanggar kehendak Allah SWT dalam Al Qur’an.

Dia menegakan kedisiplinan dalam kehidupan, sebagaimana sholat yang ditetapkan waktunya, siapa yang disiplin maka Allah SWT akan memberikan karunia-Nya sesuai kedisiplinannya.

Intinya bagi mereka yang berakal akan mampu menegakan nilai sholat ini dengan istiqamah, karena tanpa menegakkan nilai-nilai sholat, maka sholat hanya menjadi rutinitas ritual, yang menggugurkan kewajiban. Belum menyentuh ruang kehidupan yang diharapkan Allah SWT.

Sholat adalah simbol peradaban ritus tertinggi, kekuatan spiritual tertinggi orang beriman, ketika mampu menjadikan sholat sebagai jalan pertolongan.

Kedua, menunaikan zakat, spirit keadilan sosial

Jika sholat dengan kata menegakan, maka zakat menggunakan kata menunaikan, yang dalam bahasa Arab atuu azzakah makna asli atuu adalah datangkan lah, artinya zakat itu mendatangi yang berhak. Karena memang mendatangi adalah bentuk kesadaran dan keikhlasan. Walau orang yang butuh, tetapi kita yang mendatanginya. Bukan seperti tradisi hari ini, yang meminta orang yang menerima datang, seakan kita dibutuhkan, sedangkan hakikatnya zakat adalah kebutuhan orang yang kaya, orang yang mampu, agar hartanya bersih dan Allah akan lipat gandakan rezekinya. Sehingga jangan sekali-kali kita berfikir bahwa zakat itu memberikan kepada orang yang butuh, tetapi kitalah yang butuh kepada para mustahiq, sehingga kita hendaknya mendatanginya. Disinilah spirit indah yang harus dihadirkan, untuk membangun keadilan dan kesejahteraan, bukan membangun sikap miskin, sikap merasa dikasihani dan sebagainya.

Hal ini hendaknya dilakukan oleh lembaga zakat agar mendatangi langsung Mustahik demi menjaga nilai kemanusiaan, bukan mereka dikumpulkan dengan dinampakan kepapaan mereka, sungguh jauh dari nilai keadilan. Spirit zakat adalah nilai sosial berkeadilan, sosial adalah bagaimana terjadi pemerataan nilai-nilai kebaikan dari orang kaya kepada ornag yang kekurangan, serta terbangunnya nilai keadilan dan kesejahteraan, sehingga orang yang miskin mampu memperbaiki kehidupan nya

Yang ketiga, bangun komunitas sujud

Tugas terberat dalam ayat ini adalah membangun komunitas sujud. Karena siapapun yang sudah sholat dan zakat, jika mereka tidak memiliki lingkungan positif, lingkungan sujud sungguh akan tergeser prilaku mereka.

Rukuklah bersama orang-orang yang Rukuk, adalah perintah untuk berjamaah dalam aktivitas ibadah. Rukuk disimbolkan sebagai aktivitas ibadah, sehingga ketika seseorang memikiki komunitas baik, maka akan terpengaruh diri kita pada kebaikan.

Mengapa ruku’? Karena rukuk adalah simbol satu rekaat, artinya sholat dianggap lengkap satu rekaat dilihat dalam rukunya. Sehingga siapapun yang mendapatkan Rukuk maka dia mendapatkan satu rekaat  sholat sempurna.

Komunitas Rukuk hendaknya dihadirkan untuk menjaga diri dan keluarga kita. Sebagaimana Rasulullah pesankan bahwa jika bergaul dengan orang baik maka dirinya akan menjadi baik pula, dan sebaliknya. Hal ini harus menjadi fokus insan profetis, menghadirkan komunitas Rukuk dan sujud. Dengan komunitas inilah nantinya Allah SWT akan berkahi. Pengaruh positif Rukuk dan sujud akan banyak mempengaruhi prilaku anak-anak, mereka akan terbimbing untuk jauh dari perbuatan keji dan mungkar.

Menjadi keharusan insan profetis menghadirkan suasana dan komunitas Rukuk dalam kehidupan akademik, kehidupan politik, kehidupan masyarakat. Karena dengan komunitas ini akan mampu menyelamatkan bangsa ini, dari komunitas yang lebih besar yang tidak mengenal tempat rukuk dan sujud.

Series Bahagia dengan Al-Qur’an
Penulis: Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I. (Dosen FAI UM Metro)