Profetik UM Metro – Allah SWT berfirman: Dan (ingatlah) ketika kalian berkata, “Hai Musa, kami tidak sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayur, mentimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya.” Musa berkata, “Maukah kalian mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kalian ke suatu kota, pasti kalian memperoleh apa yang kalian minta.”(Al Baqarah ayat 61)
Membaca sejarah Bani Israil memang menggemaskan, itulah mengapa merek dikenal sebagai kaum yang cerdas tapi kurang taat, kaum yang selalu menentang, dan kaum yang suka mempermainkan syariat Allah SWT.
Allah SWT sangat banyak menceritakan kisah Bani Israil, agar generasi setelahnya memahami bagaimana prilaku Bani Israil dan mampu mengambil pelajaran yang benar, sehingga tidak mengikuti tradisi buruk mereka.
Dalam ayat ini kita akan merasa gemas dengan prilaku mereka yang mempermainkan Allah SWT, walau Allah SWT tidak akan dapat dipermainkan, karena sebaik apapun makar, maka makar Allah SWT adalah terbaik.
Dalam ayat 61 ini ada kisah bahwa Bani Israil tidak sabar dengan makanan yang telah diberikan Allah SWT, yaitu Manna dan Salwa,. Sedangkan makanan minuman ini adalah konsumsi level tinggi. Akan tetapi ketidak sabaran dan ketidak syukuran mereka, atau mungkin ketidak biasaan mereka makan makanan dengan kualitas tinggi, mereka meminta Nabi Musa as untuk meminta kepada Allah SWT makanan yang mereka biasa makan, sebagaimana dalam ayat: Sebab itu, mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayur, mentimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya.”
Logika sederhana manusia saja mampu membuat kesimpulan bahwa Manna dan Salwa lebih baik kualitasnya, gizinya dan segala kandungannya, dan mampu mencukupi nutrisi tubuh mereka dalam kondisi cuaca yang panas.
Disinilah kita memahami mengapa orang-orang Padang pasir memakan daging, susu dan madu lebih banyak dibanding orang-orang tropis, karena memang cuaca mereka membutuhkan hal itu, sehingga mereka sehat.
Akan tetapi ketidak sabaran Bani Israil, menyebabkan logika sehat mereka tertutup, mereka hanya berfikir enak dan lezat, mereka berfikir makan untuk mulut, bukan untuk sehat. Maka mereka melakukan perbuatan yang sangat rendah, yaitu meminta sesuatu yang lebih rendah, dibandingkan apa yang telah dikaruniakan.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
{قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ}
Musa berkata, “Maukah kalian mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik?” (Al-Baqarah: 61)
Di dalam ungkapan ayat ini terkandung teguran dan celaan terhadap permintaan mereka yang meminta jenis-jenis makanan yang rendah ini, padahal mereka sedang dalam kehidupan yang menyenangkan dan memiliki makanan yang enak lagi baik dan bermanfaat.
Ayat ini menjadi dasar berfikir, bahwa jangan meminta sesuatu yang lebih rendah dari karunia yang Allah SWT telah berikan. Karena sesuatu yang telah Allah tetapkan dikaruniakan kepada kita adalah yang terbaik, meminta sesuatu di bawah itu karena ketidak sukaan kita, karena mungkin tidak sesuai dengan ekspektasi doa awal kita, menunjukan sesuatu yang hina, ketidak syukuran dan ketidak percayaan kepada keputusan Allah SWT.
Maka Islam mengajarkan selalu berfikir sehat, berlogika positif dan bernalar yang benar, agar dalam memahami tidak salah, mengambil sikap tidak salah, mengaplikasikan kesimpulan tidak salah, bahkan selalu melakukan evaluasi. Setelah semua dialkukan maka hendaknya melakukan kreasi yang lebih, apa? Memohon kepada Allah SWT yang lebih dari apa yang dikaruniakan, misal, kita sudah mampu sholat lima waktu, mohon sama Allah agar dimampukan sholat Sunnah. Sudah diberikan motor, mohon sama Allah agar diberi mobil yang lebih manfaat.
Akan tetapi pola ini harus terhindar dari rasa serakah dan ketidak syukuran, syukuri dulu yang ada, lalu beranjak kepada sesuatu yang lebih diatasnya, sehingga orang beriman akan selalu mengalami kemajuan, perubahan dan perbaikan hari demi hari.
Bahkan nabi Muhamamd Saw menyampaikan bahwa hari ini harus lebih baik dari kemarin, ini menunjukan keatifitas total orang beriman (meminjam istilah taxonomi bloom) sehingga kemajuan dan peradaban tercapai.
Jika hanya ingin sesuatu yang lebih rendah, sisi manfaatnya, dan hanya enak saja, tidak perlu memohon kepada Allah dengan Musa, karena Allah sudah berikan dari dulu kepada mereka, tinggal mereka pergi saja ke kota mereka dahulu.
Allah SWT berfirman Pergilah kalian ke suatu kota, pasti kalian memperoleh apa yang kalian minta. (Al-Baqarah: 61)
Ayat ini menunjukkan bahwa apa yang mereka minta tidak membutuhkan mukjizat, cukup dikota mereka banyak. Inilah kesalahan besar Bani Israil, yang tidak mampu membaca dan memahami keadaan dan karunia, tetapi memang inilah sifat mereka suka mengejek, mengolok-olok, dan meremehkan Allah SWT.
Ma sa-altum artinya apa yang kalian minta; dan mengingat permintaan mereka itu termasuk ke dalam kategori keterlaluan dan sangat buruk, maka bukan merupakan suatu keharusan untuk diperkenankan.
Penyakit orang saat ini kurang mampu membaca apa yang dimiliki, kurang mampu memanfaatkan apa yang dikaruniakan, sehingga mereka merasa selalu kurang, mengeluh bahwa Allah SWT tidak memberinya nikmat. Maka dengan pola pikir ini, nalar mereka rusak, dan tidak mampu memohon yang lebih kepada Allah SWT, karena munculnya ketidak yakinan mereka kepada Allah SWT.
Rasulullah ketika sudah menguasai Makkah Madinah maka targetnya adalah Persia dan Romawi. Sebuah target besar, diluar nalar manusia saat itu.
Hendaknya orang beriman terutama insan profetis mampu mengambil ibrah ayat ini, untuk selalu memohon kepada Allah SWT sesuatu yang lebih baik, tentu ukurannya adalah ilmu dan iman, bukan syahwat dan nafsu yang hanya terbatas panca indera dan kesenangan perut dan kemaluan. Akan tetapi kebaikan yang bersifat duniawi ukhrawi, sehingga membawa kepada kebahagiaan totalitas.
Seri Bahagia dengan Al-Qur’an
Penulis : Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I. (Dosen FAI UM Metro)