UM Metro – Setelah libur Idul Fitri 1440 H, segenap keluarga besar Universitas Muhammadiyah (UM) Metro kembali memulai aktivitas. Diawali dengan acara silaturahmi dan tausiah bersama Prof. Dr. H. Marzuki Noor, M.S., di Kediaman Rektor UM Metro Drs. H. Jazim Ahmad, M.Pd, Rabu (12/06/2019).
Tausiah yang mengangkat tema Menguatkan Ukhuwah Islamiyyah Keluarga Besar UM Metro Menuju Sukses Masa Depan Berkemajuan banyak menyedot perhatian, ditambah narasumber yang mengisi tausiah merupakan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Lampung.
Lama berkiprah di Muhammadiyah, Prof. Marzuki tentu terbiasa menyampaikan tausiah. Satu hal yang menarik dalam tausiahnya adalah berkenaan dengan silaturahmi dalam merajut ukhuwah Islamiyyah.
Ia sempat bertanya kepada para jamaah yang hadir, “yang bener itu silaturahmi atau silaturahim pak?” “Silaturahim,” saut salah seorang jamaah.
Menurut pendapatnya, kedua kata itu bisa dibenarkan, perbedaannya hanya dinilai berdasarkan hubungan yang terjalin dari suatu keluarga sampai dengan keturunannya.
“Kata silaturahim bener dan silaturahmi juga bener. Hanya begini, ada yang kekerabatannya terkait karena kerahiman, seperti anak, cucung, bunyut, terus sampai ponakan, nah ini kerabat yang berasal dari satu rahim,” terangnya.
Sedangkan yang menyebut silaturahmi mendasarkan pada hubungan kekerabatan yang berasal dari suatu rahmat Allah SWT kepada umatnya.
“Ada juga yang mengatakan silaturahmi, berasal dari rahmi atau rahmat, ini karena hubungan diantara manusia yang sama-sama mendapat rahmat dari Allah SWT.”
Ia juga sempat memberi contoh perbedaan dirinya dengan salah satu dosen UM Metro dalam mendapat rahmat ketika memeluk agama Islam.
“Saya dengan Pak Agung Oka ini berbeda rahmatnya ketika memeluk Islam. Pintu masuk saya memeluk Islam karena keturunan dari orang tua Islam. Jama’ah sekalian, silaturahmi itu hubungan, jadi kita dianjurkan membangun silaturahmi baik karena keturunan atau karena kerahmatan kita sesama pemeluk agama Islam,” tambahnya.
Tidak sampai disitu, ketua PWM Lampung periode 2015-2020 itu juga menjelaskan bagaimana seharusnya membangun silaturahmi sesama muslim.
“Bagaimana caranya membangun silaturahmi? Nabi mengatakan, belum dikatakan silaturahmi bila mengunjungi orang yang mengunjungi, belum dikatakan silaturahmi bila memberi makanan kepada yang memberi makanan ke kita, belum silaturahmi kalo hanya menolong orang yang memberikan peretolongan kepada kita, ciri silaturahmi itu menghubungkan hubungan yang pernah terputus,” ungkapnya saat menyampaikan tausiah. (Nas/Hum).