Semua Akan Terungkap

Profetik UM Metro – Allah SWT berfirman: Dan (ingatlah) ketika kalian membunuh seorang manusia, lalu kalian saling tuduh-menuduh tentang itu. Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kalian sembunyikan (Al Baqarah ayat 72)

Al Qur’an mengakomodir kisah Bani Israil begitu panjang dan begitu luas, ini adalah ibrah besar agar umat yang membaca Al Qur’an mampu mendeduksi kisah ini menjadi pelajaran atau ibrah dalam menjalani kehidupan, terutama dalam membangun peradaban manusia.

Bani Israil adalah contoh buruk peradaban manusia, karena mereka selalu melawan aturan Allah SWT, mengolok-olok dan membuat hukum baru dalam kehidupan mereka.

Surat Al Baqarah ayat 72 menjadi pelajaran bagaiamana Allah SWT mengajarkan beberapa hal pada kisah Bani Israil:

Yang pertama, Bahayanya pembunuhan

Pembunuhan adalah suatu dosa yang sangat besar dalam Al Qur’an, Allah swt menyamakan dosa membunuh satu jiwa dengan membunuh seluruh manusia di muka bumi. Karena dalam Islam bahwa jiwa yang satu dengan yang lain adalah saling berkaitan, sehingga satu tersakiti akan sakit semuanya, satu terbunuh maka semua akan merasakan hal tersebut.

Bani Israil seakan menjadikan pembunuhan adalah sebuah olok olokan, bahkan untuk mendapatkan keuntungan duniawi, sebagaimana dalam tafsir mereka menginginkan warisan yang terbunuh, karena si korban tidak memiliki ahli waris.

Ternyata hal ini masih terjadi, bagaimana saat ini mereka memperlakukan warga Palestina, membunuh menembaki, membuat warga menderita, demi kepentingan nafsu syahwat mereka mendapatkan tanah, agar luas daerah mereka.

Demikianlah buruknya kondisi mereka, dan semua manusia hendaknya menjadikan pelajaran yang berharga dalam hidup mereka.

Kedua pembunuhan akan menghadirkan perselisihan

Semua pembunuhan akan menghadirkan perselisihan, persengketaan bahkan peperangan antar kelompok. Sebagaimana ayat tersebut, mereka saling tuduh satu dengan lain, sedangkan yang membunuh tetap enjoy, bahkan bahagia melihat suku satu dengan lainya bersengketa.

Inilah mengapa fitnah adalah lebih kejam dari pembunuhan, karena fitnah bisa berefek lebih luas, menyebabkan Peperangan dan kehancuran.

Sang pembunuh adalah pembuat fitnah, dia menganggap akan mendapatkan keuntungan, tetapi semuanya adalah keslahan fikiran yang terbalut oleh nafsu, karena semua keburukan akan dibalas keburukan.

Kasus KM 50 yang masih hangat, pembunuhan laskar yang belum terungkap, menyebabkan perselisihan satu dengan lainya, bahkan saling tuduh saling serang antara kelompok satu dengan lainya. Inilah bahayanya pembunuhan dalam Al Qur’an.

Yang Ketiga Semua akan terungkap apa yang disembunyikan.

Ayat akhir menunjukkan bahwa semua akan terungkap, serapat apapun disembunyikan.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{وَاللَّهُ مُخْرِجٌ مَا كُنْتُمْ تَكْتُمُونَ}

Dan Allah hendak menyingkapkan apa yang selama ini kalian sembunyikan. (Al-Baqarah: 72) telah menceritakan kepada kami sadaqah ibnu Rustum yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Al-Musayyab ibnu Rafi’ mengatakan, “Tidak sekali-kali seseorang melakukan suatu amal kebaikan di tujuh rumah melainkan Allah akan menampakkannya, dan tidak sekali-kali seseorang melakukan suatu amal keburukan di tujuh rumah melainkan Allah akan menampakkannya.” (Riwayat Ibnu Abi Hatim)

Semua keburukan akan terungkap, dengan cara Allah SWT. Maka dalam Al Qur’an kita selalu dianjurkan untuk selalu ingat kepada Allah SWT, karena keburukan akan dibalas dengan keburukan. Tidak ada yang tersembunyi kecuali tercatat oleh roqib dan atidz.

Dalam hukum pidana, bisa saja hakim memutuskan yang tidak membunuh adalah pembunuh, karena tidak adanya bukti, dan kekalahan argumentasi, akan tetapi pengadilan Allah SWT baik dunia maupun akhirat tak akan salah.

Sikap inilah yang harus dihadirkan dalam diri insan profetis, bagaimana menghadirkan Allah SWT dalam setiap aktivitas, sehingga tidak akan melakukan keburukan sekecil apapun. Adapun ketika kesalahan telah dilakukan, maka dia memiliki respon kuat untuk segera kembali kepada Allah SWT, bertaubat dan memperbaiki diri.

Ingatlah semua kebaikan akan terungkap kepada manusia, walau kita menyembunyikan, walau kita tidak pernah posting di medsos, Allah yang mempromosikan kebaikan kita. Sama halnya dengan keburukan, walau tidak diposting, tidak diceritakan, bahakn disembunyikan akan segera terungkap, Allah maha mengetahui apa yang kita lakukan.

Series Bahagia dengan Al-Qur’an
Penulis : Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I. (Dosen FAI UM Metro)