Rektor UM Metro: Kebangkitan Nasional Sebagai Wadah Pengembangan Budi Pekerti

UM Metro – Hari Kebangkitan Nasional yang ke seratus dua belas tahun dimaknai oleh Rektor UM Metro Drs. H. Jazim Ahmad, M.Pd., sebagai media peningkatan wawasan kebangsaan generasi muda.

Ia menyebut, wawasan kebangsaan masih sangat relevan untuk digunakan sebagai alternatif dalam menghadapi permasalahan kehidupan berbangsa dan bernegara di era modern yang serba digital ini.

“Menghadapi zaman di era modern yang serba digitalisasi ini, kita semua harus dalam irama yang serempak guna memecahkan masalah dan menghadapinya. Dulu kita bisa, dengan keterbatasan akses pengetahuan dan informasi. Dengan keterbatasan teknologi untuk berkomunikasi, berhimpun, dan menyatukan pikiran untuk memperjuangkan kedaulatan bangsa, seharusnya sekarang juga bisa,” ucapnya dalam acara Webinar bertajuk Memaknai Kebangkitan Nasional Secara Transformatif, di Aula kampus UM Metro, Rabu (20/05/2020).

Rektor Jazim Ahmad juga mengulas ingatan masa lalunya kepada generasi terdahulu saat berjuang merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Semangat kebangsaan yang dicontohkan oleh para pejuang menurutnya harus terus dirawat dan dipertahankan oleh generasi sekarang dan yang akan datang.

“Jangan merasa bahwa kebangsaan ini seperti durian runtuh yang terjadi begitu saja, padahal kebangsaan itu adalah suatu yang diusahan bukan datang tiba-tiba. Dan kebangkitan nasional ini adalah usaha sengaja kaum muda untuk merajut kepingan-kepingan ke-Indonesian menjadi satu kekuatan kebangkitan,” ungkapnya.

Lanjut Drs. Jazim “Soetomo dkk pelopor kebangkitan nasional adalah perkumpulan pemuda yang memiliki orientasi, tujuan, semangat hidup yang jelas, yaitu Bangsa Indonesia harus merdeka dari penjajahan dalam segala aspek kehidupan baik politik, budaya, ekonomi, sosial, dan dalam menentukan aspirasi yang sesuai jati diri bangsa. Spirit itu yang harus kita teruskan sekarang: menjadi bangsa yang merdeka dan berdiri di atas kaki sendiri secara kokoh sehingga mampu bersaing dengan bangsa lain,” imbuhnya.

Terakhir ia mendorong semua elemen masyarakat Indonesia untuk mengambil peran dalam merawat semangat kebangsaan di era yang sudah serba digital ini.

Paling tidak menurutnya, Hari Kebangkitan Nasional bisa dijadikan sebagai wadah bagi perkembangan budi pekerti yang seimbang dengan pengetahuan dan keterampilan generasi penerus bangsa. Semua elemen masyarakat semaksimal mungkin memfasilitasi peningkatan kapasitas sumber daya manusia, terutama generasi muda yang akan membawa kejayaan bangsa mendatang. (Barnas/Humas).

Tinggalkan Balasan