
UM Metro – Menyikapi kebijakan kemendikbudristek tentang implementasi kurikulum merdeka pada satuan pendidikan, program studi bimbingan dan konseling menyelenggarakan webinar nasional dengan tema “Menuju Guru BK Adaptif dan Fleksibel dalam Implementasi Kurikulum Merdeka”. Kegiatan dilaksanakan secara daring dengan menghadirkan dua pemateri atau narasumber pada hari Jum’at tanggal 04 Maret 2022.
Narasumber pertama yaitu Agus Wibowo, M.Pd pakar bimbingan dan Konseling UM Metro yang mengangkat tema “Pemantapan peran Guru BK dalam Kurikulum Merdeka”, dan pemateri kedua yaitu Dr. Satrio Budi Wibowo, M.A, yang mengangkat tema” Membangun Kesehatan Mental Remaja di Era digital dalam perspektif Neuropsikologi”
Menurut Agus Wibowo, M.Pd kegiatan webinar ini adalah upaya responsive prodi BK UM Metro dalam memantapkan eksistensi profesi bimbingan dan konseling dalam perubahan paradigma pendidikan di Indonesia.
“Webinar ini adalah upaya responsive prodi BK UM Metro dalam memantapkan eksistensi profesi bimbingan dan konseling dalam perubahan paradigma pendidikan di Indonesia. Kegiatan ini diikuti oleh peserta yang berasal dari unsur guru BK dari berbagai satuan pendidikan, dan juga mahasiswa prodi BK dari berbagai perguruan tinggi” Ungkap Agus
Kaprodi BK ini juga menerangkan bahwa masalah rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia semakin memperihatinkan setelah adanya pandemic covid 19. Dalam berbagai survey dan penelitian dijelaskan bahwa masalah yang terjadi pada dunia pendidikan di Indonesia yaitu adanya learning loss, dan learning gap. Untuk Kembali meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, Kurikulum Merdeka merupakan upaya solutif yang dirumuskan oleh pemerintah dalam hal ini kemendikbudristek untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Implementasi kurikulum merdeka memiliki perbedaan yang sangat mendasar jika dibandingkan dengan kurikulum 2013, antara lain tidak adanya lagi penjurusan, dan diganti dengan peminatan kelompok mata pelajaran. Pemilihan peminatan kelompok mata pelajaran dilakukan pada kelas 11, dan juga adanya kelompok pelajaran vokasi, serta adanya projek penguatan profil Pancasila.
“Perubahan-perubahan tersebut harus dijadikan peluang bagi guru bimbingan dan konseling untuk meningkatkan eksistensi dan peranya. Guru bimbingan dan konseling harus berada pada posisi terdepan untuk membantu peserta didik memiliki kemampuan mengambil keputusan memilih kelompok mata pelajaran dan juga mampu menjadi konsultan bagi guru, orang tua dalam memantapkan pemilihan kelompok mata pelajaran. Peran guru Bimbingan dan Konseling pada implementasi kurikulum merdeka akan sangat membantu efektifitas dan kualitas pembelajaran yang dilakukan karena berdasarkan bakat,minat, dan karakteristik peserta didik” Terangnya.
Pembina PIK R PILAR UM Metro ini juga mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan guru bimbingan dan konseling memiliki adaptifitas yang tinggi terhadap segala perubahan proses pendidikan disekolah, mampu meningkatkan kualitas dan kompetensinya, serta lebih mampu menjalin kordinasi dengan berbagai pihak di sekolah dalam rangka mewujudkan proses pendidikan yang mengakomodir perbedaan karakter setiap peserta didik. Selain itu, dijelaskan juga bahwa peran guru Bimbingan dan konseling sangat besar pada pemantapan karakter peserta didik melalui berbagai layanan untuk memperkuat profil Pancasila pada peserta didik.