Mahasiswa PBI UM Metro Ajak Siswa SLB Insan Madani Belajar Bahasa Inggris

UM Metro – Sejumlah Mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris UM Metro melaksanakan observasi dan praktik mengajar bagi siswa berkebutuhan khusus di Sekolah Luar Biasa Insan Madani, Metro. Kegiatan ini bertujuan untuk dapat meningkatkan kepedulian, empati, serta rasa peduli sesama juga menambah wawasan tentang metode mengajar bagi siswa berkebutuhan khusus.

Hal ini merupakan kegiatan praktik pada mata kuliah TEFL for Special Needs yang diampu oleh Ibu Fenny Thresia M.Pd. Sebagian besar siswa disekolah ini menyandang kebutuhan khusus, seperti: autis, epilepsi, dan hanya ada satu siswa yang menyandang tuna rungu.

Kegiatan observasi dan praktik ini dilakukan tidak hanya satu kali oleh Kelvin Dian Nanda, Reni Anggraini, Ladyana Alvin AS dan Tasya Diah Anggraeni. Pada pertemuan pertama, para mahasiswa melakukan observasi sekolah.

Kebetulan sekali pada hari itu sedang dilaksanakan peringatan hari OCD (Outdoor Classroom Day) nasional. Kegiatan OCD meliputi senam bersama, makan bekal bersama, pelatihan perlindungan gempa bumi, bermain permainan tradisional, serta membersihkan halaman.

Seluruh siswa didampingi oleh orang tua masing-masing. pada peringatan OCD nasional juga dihadiri ibu ketua yayasan, Ibu Dr. Sowiyah, M.Pd.

Dalam sambutannya beliau menyatakan, “anak-anak disini mereka semua special, memiliki kelebihan dalam diri masing-masing. Mari kita rangkul, kita lindungi, juga kita sayangi. Dengan begitu kita mengerti akan indahnya kebersamaan,” terang Sowiyah.

Pada pertemuan kedua, mahasiswa masuk ke kelas bawah atau SD dan pelajaran pada hari itu adalah Bina Diri, yakni meliputi cara mengancing baju juga memakai sepatu. Pada pertemuan ketiga, mahasiswa bergabung di kelas SMP.

Karena dalam satu kelompok ada 4 mahasiswa, maka 2 dari mereka masuk di kelas 7 dan 2 lagi di kelas 8. Pada kelas 7 ada 2 siswa, pelajaran hari itu adalah matematika.

Siswa nya sangat aktif, pak Anto selaku guru kelas 7 menyatakan, “harusnya mereka ini sudah kelas 8”.

Hal ini karena siswanya aktif dan mudah dalam menerima pelajaran. Di kelas 8 ada 2 siswa dan mata pelajaran hari itu adalah matematika dan bahasa inggris. Untuk pelajaran bahasa inggris khususnya belajar tentang angka dan warna.

Fenny Thresia selaku dosen pembimbing menerangkan bahwa cara mengajar siswa berkebutuhan khusus sangat berbeda dengan siswa di sekolah pada umumnya.

“Disekolah luar biasa bukan dengan metode guru menjelaskan di depan dan siswa mendengarkan, tetapi harus satu per satu guru menjelaskan, jadi satu guru untuk satu siswa,” Papar Fenny.

Siswa disini datang secara bergantian jamnya. Tidak sedikit perbedaan yang terjadi antara sekolah luar biasa dengan sekolah umum. Sebagai guru dari siswa berkebutuhan khusus, sudah menjadi keharusan memiliki banyak inovasi dalam pembelajaran. Hal ini agar siswa-siswi ini tidak bosan dengan pembelajaran yang begitu-gitu saja.