LPPM UM Metro Gandeng KWT Arimbi Sepakati Tiga Program Pengabdian kepada Masyarakat

UM Metro – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Muhammadiyah (UM) Metro dan Kelompok Wanita Tani (KWT) Arimbi sepakati tiga program pengabdian kepada masyarakat di tanah Rumbia, Lampung Tengah.

Ketiga program tersebut tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama yang ditandatangani Ketua LPPM UM Metro Dr. Achyani, M.Si dan Ketua KWT Arimbi Rinta pada Jum’at (2/4/2021) di rumah industri kerajinan tangan milik KWT Arimbi.

Dr. Achyani menerangkan, ketiga program tersebut dalam rangka meningkatkan kinerja dan manfaat bagi kedua belah pihak.

“Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini merupakan upaya legalitas dalam rangka saling memberikan yang terbaik bagi kedua belah pihak di mana kita menyepakati yang pertama membantu pemasaran hasil industri kerajinan tangan sisa sampah berbasis E-Commerce,” kata Dr. Achyani.

Dr. Achyani melanjutkan, program kedua yakni pengabdian masyarakat dalam bidang manajemen pengelolaan sampah berbasis digital.

“Kita sudah mengutus dua tim, terdiri dari dosen dan mahasiswa, yang tak lain untuk melaksanakan Kerja Sama ini. Satu focus pada pemasaran hasil industri kerajinan tangan sisa sampah berbasis E-Commerce yang diketuai bu Fenny dan satu lagi manajemen pengelolaan sampah berbasis digital yang diketuai bu Mustika,” tambahnya.

Menurutnya, jika ada kegiatan yang berlangsung di luar kesepakatan, makan akan diantisipasi dan termuat dalam poin ketiga.

“Namun jika di kemudian hari ada hal-hal yang diperlukan di luar kesepakatan, maka untuk mengantisipasinya ada di poin ketiga yakni ‘pengabdian lain yang tidak mengikat’ akan menjadi dasarnya,” tukas Dosen S2 Pendidikan Biologi tersebut.

Sementara Rinta mengaku, pihaknya sangat menyambut baik Program Pengabdian kepada Masyarakat UM Metro ini. Ia berharap produk kerajinan tangan milik KWT Arimbi tersebut dapat menjangkau banyak pihak.

“Kami berterima kasih atas tawaran kerja sama ini. Pertama produk kerajinan tangan KWT Arimbi nanti akan memiliki pasar baru, dan yang kedua manajemen pengelolaan bank sampah kami dapat berganti dari menghitung manual ke yang berbasis digital,” jelas Rinta. (Bungsudi/KUIK)