Lebih Dekat dengan Zamira Salsabila, Peraih Medali Emas Friendship Championship
- 21 Mei 2019
- Posted by: Humas UM Metro
- Category: Biografi Mahasiswa

Biografi Singkat
Zamira Salsabila adalah mahasiswa program studi Akuntansi UM Metro, dimana tahun 2019 ini berhasil memboyong dua medali emas dalam kejuaraan seni bela diri tingkat Provinsi Lampung. Masing-masing kategori yang berhasil ia menangkan adalah juara 1 senior putri under 49kg pada Saburai Cup X dan juara 1 senior putri under 49kg Friendship Championship.
Zamzam, panggilan akrabnya, lahir dari rahim seorang ibu bernama Ida Suryani, di Kota Bekasi pada 31 Oktober 1999. Ayahnya bernama Cuncun, seorang petani di kelurahan Tempuran 12a Trimurjo, Lampung Tengah.
Zamira bukan termasuk anak semata wayang, ia merupakan anak ke dua dari tiga bersaudara. Kakaknya bekerja disalah satu lembaga pemasyarakatan di Lampung, dan adiknya masih duduk di kelas 7 sekolah menengah pertama.
Meski lahir di Kota Bekasi, semua pendidikan formal dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi ia tempuh di Kota Metro. Namun ada sedikit kisah pilu yang sempat menimpa gadis berusia 20 tahun ini, konon setelah lulus dari sekolah menengah atas ia terpaksa harus menunda keinginannya melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Alasannya tidak lain adalah biaya, karena itu Zamira berinisiatif mencari pekerjaan untuk mewujudkan harapannya itu.
“Setelah lulus SMA saya sempat berhenti 1 tahun karna ingin sekali bekerja untuk meringankan beban orang tua dan berniat ingin mendaftar kuliah dengan uang saya sendiri, dan sekarang alhamdulillah bisa melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Metro jurusan akuntansi,” ucapnya.
Lika-Liku
Kesuksesan yang dicapai Zamira rupanya tidak diraih dengan cara instan. Terhitung sejak kelas empat sekolah dasar, dirinya sudah menggeluti seni bela diri asal negeri Ginseng. Ia juga sempat menceritakan bagaimana kisah perkenalannya dengan taekwondo. Berawal dari saudara kandungnya, ia kemudian tertarik mendalami bela diri ini sampai dengan sekarang.
“Saya dari kelas 4 SD ikut taekwondo karena mengikuti jejak sang kakak, tetapi saya sempat berhenti dan melanjutkan lagi sampai sekarang pada Basic Taekwondo di cabang Kyorugi Fighter atau pertarungan,” tuturnya.
Selama terjun di dunia taekwondo, mahasiswi semester dua jurusan akuntansi UM Metro ini mengaku telah berkali-kali gagal dan mengalami kesedihan. Namun kegagalan itu rupanya ia jadikan pembelajaran untuk menggapai prestasi yang diharapkan. “Saya pernah kalah, jatuh dan sedih, tetapi hal itu yang membuat saya menjadi lebih semangat dan giat berlatih.”
Sebelum Taekwondo, Zamira juga sempat bercerita banyak mengenai sepak terjangnya semasa kecil. Dari mulai sekolah dasar hingga perguruan tinggi dirinya memang aktif diberbagai kegiatan. Selain rutin berlatih Taekwondo, di kampus tempatnya kuliah, ia juga menjadi bagian dari kader (IMM) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah.
“Saya memang anak yang tidak bisa diam, sewaktu sekolah saya selalu mengikuti segala kegiatan yang ada di sekolah dan begitu juga sekarang di kampus,” terangnya.
Berkat pola asuh yang diterapkan orang tuanya, kini ia tumbuh sebagai gadis tangguh. Disela-sela rutinitas perkuliahannya ia tetap membagi waktu untuk berlatih taekwondo, hingga belum lama ini prestasi yang membanggakan pun diraihnya.
Zamira ingat betul bagaimana orang tuanya membimbing, sejak ia kanak-kanak sampai diusianya yang menginjak 20 tahun kedua orang tuanya selalu memberi dukungan moril maupun materil terhadap kegiatan-kegiatan yang disukai Zam. Maka dari itu, ia pun merasa bahwa prestasi diberbagai kejuaran seni bela diri yang berhasil ia menangkan tidak terlepas dari peran orang tua. Karena itu ia juga menyampaikan bahwa dirinya memiliki keinginan untuk terus membuat orang tuanya bangga.
“Alhamdulillah orang tua saya selalu mendukung apapun kegiatan yang saya lakukan selagi itu positif. Begitu besar jasa mereka, saya tidak tahu harus dengan cara apa membalasnya. Tetapi saya akan terus berusaha membuat orang tua bangga dan bisa mengangkat derajat mereka,” harap mahasiswi yang kini duduk di semester dua akuntansi UM Metro itu.
Total Medali
Mengenai berapa total medali yang telah diraih, sementara ini Zamira enggan memberitahukannya ke muka publik. Sebenarnya ia sudah menyampaikan total medali emas, perunggu dan perak miliknya. Namun, putri seorang petani asal Trimurjo ini meminta untuk tidak dipublis kekhalayak umum.
“Maaf, kalau bisa yang total prestasinya jangan dipublikasikan, soalnya takut kesannya pamer dan aku ngerasa kurang nyaman,” tutup Zam kepada Humas UM Metro.
Atas permintaannya, penulis pun memahami, namun terlepas dari itu, kita tahu Zamira telah berhasil membawa nama baik almamaternya dalam berbagai pentas seni bela diri yang berhasil ia menangkan. Terakhir dirinya menyabet juara 1 cabang senior putri under 49kg pada Saburai Cup X, Maret 2019 dan juara 1 dalam kejuaraan Friendship Championship katagori senior putri under 49kg, pada Sabtu-Ahad, 27-28 April 2019 di GOR RAS Yukum Jaya. (Nas/Hum).
1 Komentar
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
selamat Zamira Salsabila sudah membagnggakan kampus ummetro
Read More at :
– https://www.semestafoundation.com/2019/04/23/ruqyah-di-bogor/