Kotak Pandora Pendidikan Indonesia

Laman Opini UM Metro – Awal Pemerintahan Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo periode ke-2 memberikan kejutan kepada khalayak tentang pengangkatan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Bapak Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. Beliau diangkat menjadi Menteri Pendidikan dengan kontroversi oleh kalangan para praktisi pendidikan. Melihat latar belakang beliau yang menjadi CEO Gojek yang bekerja dalam bidang Transportasi dipandang skeptis oleh para pakar praktisi pendidikan. Hal tersebut dianggap tidak layak karena bagaimana mungkin dunia pendidikan dinahkodai oleh orang yang tidak memahami seluk beluk pendidikan di Indonesia.

Akibatnya banyak sekali pro dan kontra yang muncul oleh keputusan Menteri Pendidikan Indonesia tersebut. Seperti penyederhanaan RPP, penghapusan Ujian Nasional. Memang jika kita memandang sesuatu dengan ruang lingkup yang universal kita selalu melihat dikotomi yang saling berlawanan. Seperti penyederhanaan RPP ada yang beranggapan bahwa dengan RPP yang sekarang ini membuat beban guru menjadi berat dalam administratif pendidikan, bagaimana mungkin guru akan berfokus mendidik anak jika guru direpotkan oleh hal-hal yang bersifat administratif.

Namun, dikotomisasi yang lain beranggapan bahwa RPP itu adalah sebuah perencanaan, dan rencana dibuat untuk mempermudah mencapai tujuan dari sebuah pendidikan. Dalam membuat perencanaan guru harus merancang sematang mungkin karena ketika guru gagal membuat RPP sama saja dengan merancang kegagalan. Kemudian, tentang penghapusan Ujian Nasional. Hal tersebut disambut baik oleh berbagai pihak bahwasannya Ujian Nasional dianggap membebani siswa Indonesia bahkan hingga muncul istilah Full Day School untuk mengurangi tingkat kegagalan dalam Ujian Nasional.

Di lain pihak beranggapan bahwa Ujian Nasional menjadi tolak ukur keberhasilan pendidikan di Indonesia. Adanya Ujian Nasional selama ini belum mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, lantas bagaimana mungkin dengan adanya penghapusan Ujian Nasional justru akan membuat pendidikan di Indonesia lebih baik. Keputusan Bapak Nadiem Makarim tersebut bagaikan membuka kotak pandora yang berisi bola panas. Namun, apakah masalah yang muncul itu justru membuat pendidikan di Indonesia semakin kacau atau semakin lebih baik. Semua kembali kepada paradigma para paraktisi pendidikan dalam mengambil sudut pandang yang tepat dalam permasalahan ini.

Akibat Bapak Nadiem Makarim membuka kotak Pandora tersebut, semua kalangan jadi berfikir, terutama para praktisi pendidikan tentang meningkatkan mutu pendidikan Indonesia menjadi lebih baik. Semua menyambut bola panas yang keluar dari pandora tersebut, ada yang memandang negatif dan memandang positif, namun kedua pandangan tersebut sebenarnya terkooptasi untuk menjadikan kualitas pendidikan Indonesia menjadi lebih baik.

Permasalahan pendidikan akan selalu ada selama ada proses pendidikan di dalamnnya. Artinya, tidak mungkin penyelenggaraan pendidikan berjalan tanpa ada permasalahan. Terlebih pendidikan di Indonesia itu bagaikan kumpulan benang merah yang saling bersimpul sehingga tidak dapat di lihat ujung dari permasalahannya. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pendidikan semua harus bersinergi baik dari tataran eksekutif, yudikatif, legislatif, praktisi pendidikan, akademisi bahkan masyarakat.

Kotak Pandora yang dibuka oleh Mas Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memunculkan banyak kontroversi, namun justru membuka semua mata khalayak untuk mewujudkan kualitas pendidikan yang lebih baik. Dikotomi pandangan yang terjadi saling beradu untuk mencipatkan kondisi pendidikan yang baik. Karena perbedaan yang benar adalah saling bertukar gagasan untuk mencapai suatu tujuan demi kepentingan bersama bukan saling menjatuhkan untuk kepentingan salah satu pihak. (https://jensen-jensen.com/)

Banyaknya kaum intelektual di Indonesia membuat bangsa ini berpotensi untuk memajukan pendidikan. Pendidikan yang maju tersebut tentunya harus sesuai dengan tujuan pendidikan pada Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,  yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Kotak pandora yang sering dianggap oleh banyak orang sebagai kotak yang berisi banyak masalah terkadang menjadi pintu awal dari sebuah pengetahuan. Mewujudkan pendidikan yang sesuai dengan tujuan Pendidikan Nasional itu sangat sulit. Kita harus meyakini bahwa sesuatu yang sulit itu akan menjadi mudah. Namun, untuk menjadi mudah itu sulit. Oleh karena itu, keterlibatan semua pihak sangat diharapkan untuk berpartisipasi dalam meningkatkan mutu pendidikan.

Penulis : Hudaya Indra Bakti (Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi UM Metro)

1 Komentar

Tinggalkan Balasan