Profetik UM Metro – Allah SWT berfirman: (yaitu) orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya (Al-Baqarah: 46).
Hari-hari kita akan menjadi bermakna dengan selalu berinteraksi dengan Al Qur’an, karena memang Al Qur’an adalah batu ujian iman dan ilmu bagi manusia.
Siapa yang selalu dekat dengan Al Qur’an, membaca dan memahaminya, mengamalkan isinya bahkan mendakwahkannya adalah ahli Qur’an, mereka adalah keluarga Allah SWT.
Hari ini kita akan menikmati satu konsep yang sangat penting dalam hidup, yaitu khusyu’.
Sabar dan sholat adalah jalan menggapai pertolongan Allah SWT, akan tetapi semua itu berat kecuali bagi mereka yang khusyu’. Pertanyaannya adalah apa yang dimaksud dengan khusyu’?
Dalam surat Al Baqarah ayat 46 bahwa yang dimaksud dengan orang khusyu’adalah mereka yang meyakini akan perjumpaan dengan Allah SWT dan yakin akan kembali kepada Allah SWT.
Kata khusyu’dalam ayat ini lebih pada sifat, karakter yang menempel pada seseorang. Sifat penuh keyakinan bahwa dirinya akan berjumpa dengan Allah SWT, sehingga keyakinan inilah yang mengantarkan dirinya menjadi bahagia dan ringan dalam bersabar dan sholat.
Mengapa mereka mampu bersabar akan segala ujian, karena mereka yakin bahwa semua ujian begitu ringan ketika dibandingkan dengan perjumpaan dengan Allah SWT. Sholat menjadi ringan ketika mereka yakin bahwa mereka akan berjumpa dengan Allah dan kembali kepada Nya.
Dengan khusyu’manusia hanya akan fokus pada Allah SWT, baik dalam kondisi susah maupun senang, dalam kesendirian atau keramaian.
Keyakinan inilah yang menjadikan para nabi dan rasul, para sahabat dan tabiin benar benar menikmati indahnya beribadah kepada Allah SWT.
Khusyuk hakikatnya fokus kepada Allah, ketika kita menjalankan sebuah kebenaran, mengajarkan kebenaran maka fokuslah akan perjumpaan kepada Allah, bukan fokus pada apa yang di dapat di dunia. Dengan fokus kepada Allah SWT, semua akan menjadi baik, menjadi terencana dan terukur dalam menapaki jalan perjumpaan dengan Allah SWT.
Banyak orang melakukan fokus hanya pada aspek duniawi, sedangkan dunia akan musnah, akan tetapi fokus dunia ini benar-benar mereka rencanakan dengan baik, degan menejemen yang baik, sehingga menghasilkan output yang baik di dunia.
Tapi kita lupa merencanakan akhirat kita, dengan cara apa kita akan menemui Allah SWT, dan dalam keadaan apa kita akan kembali kepada Allah SWT?
Ini butuh fokus, rencanakan dan aturlah bagaimana kita akan berjumpa dengan Allah SWT. Karena orang cerdas adalah mereka yang selalu melakukan perencanaan, evaluasi, dan amal untuk akhiratnya.
Jika kita seorang dosen, apakah profesi kita mampu mempertemukan kita dengan Allah? Kalau mampu, dengan cara bagaimana, dan seperti apa?
Kalau kita seorang pengusaha, maka bagaimana cara dengan usaha kita, kita rencanakan untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Jika kita seorang pejabat, maka bagaiamana kita merencanakan jabatan kita untuk berjumpa dengan Allah SWT.
Itu yang dimaksud dengan fokus, khusyu’dalam amal, sehingga dengan khusyu semua menjadi nikmat dan dirindukan, karena memang dia sedang menapaki jalan bertemu dengan Allah SWT.
Insan profetis adalah mereka yang yakin akan bertemu dengan Allah SWT, dengan segala profesinya, dengan ibadahnya, dan semua itu untuk bekal kembali kepada Allah SWT. Dengan pola ini akan sangat kecil terjadi penyimpangan dalam hidup, Karena Allah akan menemui hamba Nya yang fokus menuju diri Nya, walau dengan bersusah payah.
Seri Bahagia dengan Al-Qur’an
Penulis: Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I. (Dosen FAI UM Metro)