Inovasi Beras Analog Berbasis Limbah Singkong: Tim PKM UM Pringsewu–UM Metro Lakukan Monitoring Tahap Kedua di Pringsewu
- 24 November 2025
- Posted by: Humas UM Metro
- Category: Berita Terbaru
Pringsewu,— Program Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) hibah DRTPM 2025 yang dijalankan Universitas Muhammadiyah Pringsewu (UM Pringsewu) dan Universitas Muhammadiyah Metro (UM Metro) memperlihatkan perkembangan signifikan dalam inovasi beras analog dari kulit singkong, sebuah solusi pangan alternatif yang digagas untuk mendukung ketahanan pangan lokal di Kabupaten Pringsewu. Jum’at (21/11/2025)
Program ini berlokasi di UMKM Athaya Jaya, Desa Sukoharum, Kecamatan Sukoharjo, dan mengusung tema “Revolusi Pangan Hijau: Transformasi Kulit Singkong Menjadi Beras Analog untuk Ketahanan Pangan Mandiri.”
Tahap monitoring kedua menjadi momentum penting untuk melihat konsistensi peningkatan kapasitas mitra. Sejak evaluasi pertama pada 4 Oktober 2025, UMKM Athaya Jaya menunjukkan perubahan dalam pola produksi, pengelolaan limbah, dan pemahaman teknologi pangan.
Sebelumnya, UMKM ini hanya memproduksi kelanting singkong dengan omzet bulanan Rp 8,5–10 juta. Limbah kulit singkong yang mencapai 15–20 kg per hari menjadi masalah lingkungan. Melalui program PKM ini, limbah tersebut dikonversi menjadi bahan baku bernilai ekonomi.
Ketua Tim PKM UM Pringsewu, Fatma Yuniarti, M.Pd., B.I., menjelaskan bahwa pelatihan awal diterima dengan baik oleh para anggota UMKM. “Respon mitra pada evaluasi pertama sangat positif dan seluruh peserta berpartisipasi penuh dalam pelatihan teknis,” ujarnya.
Monitoring kedua pada 21 November 2025 dipimpin oleh Fatma Yuniarti bersama Desi Budiono, M.Pd. dari UM Metro. Kegiatan ini juga melibatkan:
- Mario Sandro — Dosen Teknologi Laboratorium Medis
- Mahasiswa pendamping:
- Muhammad Dzul Fikri
- Naya Fitia
- Sri Wahyuni
Tim melakukan analisis menyeluruh mulai dari proses produksi beras analog, penggunaan mesin, ketepatan formulasi, hingga konsistensi tekstur produk.
Menurut Desi Budiono, kualitas produk sudah menunjukkan peningkatan signifikan. “Beras analog yang dihasilkan kini lebih stabil baik dari segi karakteristik fisik maupun kandungan nutrisinya,” jelasnya.
Evaluasi dilakukan melalui:
- Observasi lapangan
- Diskusi mendalam bersama anggota UMKM
- Peninjauan log book harian
- Analisis foto proses produksi
- Pelaporan melalui grup WhatsApp untuk monitoring real-time
Mario Sandro memaparkan efektivitas sistem ini:
“Pelaporan digital membantu kami mendeteksi masalah sejak awal dan memberi pendampingan cepat tanpa harus berada di lokasi setiap waktu.”
Outcome – Dampak dan Arah Keberlanjutan
Program ini tidak hanya menyelesaikan persoalan limbah kulit singkong tetapi juga memperluas peluang ekonomi UMKM Athaya Jaya. Transformasi limbah menjadi produk pangan baru memperkuat:
- Ketahanan pangan lokal
- Model ekonomi sirkular
- Inovasi pangan berbasis potensi daerah
UMKM yang awalnya hanya memiliki satu produk kini mulai mampu memproduksi beras analog secara mandiri.
Tim PKM merencanakan evaluasi sumatif di akhir program untuk mengukur keberlanjutan model pemberdayaan ini. Fatma Yuniarti menegaskan komitmen tim “Kami optimis pendekatan ini dapat direplikasi sebagai model pengembangan pangan lokal berbasis limbah.”