Ghamam, Manna dan Salwa, Nikmat Spesial dalam Al-Qur’an

Profetik UM Metro – Allah SWT berfirman: Dan Kami naungi kalian dengan awan dan Kami turunkan kepada kalian manna dan salwa. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepada kalian. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri.(Al Baqarah ayat 56)

Ayat ini menarik untuk menjadi kajian, karena mengandung mukjizat ilmiah yang sangat luar biasa terutama dalam aspek fisika dan biologi.

Walau hakikatnya ayat ini menceritakan akan karunia Allah SWT kepada Bani Israil yang tidak ada henti-hentinya, walau selalu diingkari oleh mereka, akan tetapi Rahmat Allah SWT sangat luas bagi mereka, sehingga Allah SWT mengkaruniakan selalu nikmatNya.

Setelah Bani Israil selamat dari kejaran Fir’aun, maka mereka melakukan perjalanan menuju Syam (Palestina), maka ketika mereka melewati Padang Sahara, maka mereka merasakan kepanasan luar biasa, kelaparan dan kehausan.

Dengan kondisi inilah Allah SWT memberikan ghamamah (awan sejuk), Manna (minuman sejenis madu) dan Salwa (sejenis burung merpati) yang menjadikan kebutuhan primer bagi mereka tercukupi.

Kandungan ayat ini, pertama, Allah mengingatkan tentang nikmat yg Dia berikan kpd Bani Israil, umat Nabi Musa. Ketika mrk dlm kesulitan, kepanasan dan kelaparan, Allah mencukupi kubutuhan primer mereka, menurunkan makanan dan minuman yg berkualitas dan super nikmat. Kedua, ayat ini menjadi pelajaran bagi kita, umat Nabi Muhammad saw, bahwa Allah akan selalu memberi yg kita butuhkan. Percayalah! Ketiga, ayat ini menjadi pembanding atau tolok ukur bagi kita, umat Nabi Muhammad yg hidup di akhir zaman. Bahwa, menuruti perintah Allah dan Nabi-Nya, pasti berakhir dalam kebahagiaan, meski harus menempuh banyak kesulitan dan hambatan. Umat terdahulu yg berakhir menderita disebabkan krn mendzalimi diri mereka sendiri.

Ada beberapa konsep menarik yang menjadi kajian ilmiah,

Ketika melintas di gurun sahara, Allah menaungi mereka dg ‘ghomam’ artinya ‘awan putih’ agar tidak kepanasan. Istimewa! Awan putih (ghomam) ini sering muncul di padang pasir, demikian menurut riwayat Nasai dan Ibn Abbas dalam tafsir Ibnu Katsir. Ibnu Jarir menambahkan, awan itu jauh lebih dingin dan lebih indah dari awan pada umumnya. Pada ayat ini, kata yg digunakan adalah ‘ghomam’ bukan ‘sahab’. Jadi, jenisnya memang lain. Bahkan, ada tafsir yg juga mengutip pendapat Ibn Abbas, berpendapat  bhw awan itulah yg didatangkan Allah pd perang Badar.

Luar biasa. Tentang awan saja, para ulama tafsir memiliki banyak pendapat yg tentunya diperkuat dalil yg mrk pegang. Saat di sekolah, kita diajari bahwa yg dimaksud awan adalah suatu gumpalan uap air yang terbentuk oleh adanya siklus daur air yang terus menerus terjadi. Siklus daur air ini biasa disebut oleh para ahli sebagai siklus hidrologi. Adanya pemuaian air yang menguap menuju atmosfer dikarenakan oleh adanya panas bumi dan pancaran sinar matahari. Kemudian, terjadi pengembunan dan pemadatan uap air yang bergabung menjadi satu pada tingkat ketinggian tertentu diatas langit dan membentuk awan.

Setelah diteliti, ternyata jenis awan juga beragam, tergantung dari sisi mana melihatnya. Tak heran, jika para ulama tafsir klasik berbeda pendapat ttg istilah ‘ghomam’. Dari bentuknya, ada: (1) Awan Cumulus, awan yg sering kita lihat di langit tanpa adanya mendung. Bentuknya seperti gumpalan kapas yg menghampar scr horisontal; (2) Awan Stratus, bentuknya spt karet yg menghampar ke segala penjuru. Awan ini terasa lebih sejuk krn menutup pancaran sinar matahari langsung ke permukaan bumi; (3) Awan Sirrus, mirip bulu ayam atau pasir di dasar laut. Awan ini diam, tenang, memiliki serat di antara bagiannya. Volumenya sedikit sehingga tidak berpotensi mendatangkan hujan. Dari sisi letaknya dari permukaan bumi, ada awan tinggi, awan sedang, dan awan rendah. Akibat ketinggiannya yg berbeda, maka bentuk dan kekuatannya jg berbeda.

Manna adalah makanan yang turun dari udara (langit). Rasanya manis seperti madu. Sedang Salwa adalah sejenis burung puyuh yang datang berbondong-bondong silih berganti sampai-sampai hampir menutupi bumi lantaran banyaknya.

Demikianlah makanan terbaik dan minuman terbaik dalam kondisi panas di padang pasir, yang akan menyehatkan tubuh mereka, walau hanya makan secukupnya.

Allah SWT memberikan sesuatu sesuai kebutuhan, sesuai porsinya, maka manusia hendaknya selalu mensyukuri, bukan merasa kurang dan kurang, karena hal itu akan membuat mereka susah sendiri.

Sayangnya, nikmat yang telah diberikan Allah SWT tidak membuat Bani Israil berhenti menginginkan hal yang lebih banyak. Mereka menginginkan beragam jenis sayuran, ketimun, bawang merah, bawang putih, kacang dan miju-miju. (QS Al-Baqarah [2]: 61) Makanan yang merupakan jenis makanan khas Mesir.

Akibat ketidak syukuran ini membuat mereka semakin menjadi kaum yang akan mendapatkan kesulitan, karena ketidak syukuran mereka akan segala nikmat yang Allah SWT berikan.

Insan profetis adalah mereka yang senantiasa mampu mengungkap segala konsep dalam Al Qur’an, karena semua lafadz dalam Al Qur’an memiliki makna, yang akan menjadi pengetahuan dan memberikan manfaat dalam hidup manusia. Mereka selalu berfikir, bahwa Allah SWT telah memberikan panduan hidup lebih baik.

Seri Bahagia dengan Al-Qur’an
Penulis : Dr. M. Samson Fajar, M.Sos.I. (Dosen FAI UM Metro)