![Embun Pagi dari Sekincau [Spirit Akal Sehat] Embun Pagi dari Sekincau [Spirit Akal Sehat]](https://ummetro.ac.id/wp-content/uploads/2020/04/Untitled-1-1-scaled-1.jpg)
Laman Opini UM Metro – Saya lupa, entah sudah berapa kali melewati sebuah daerah di Lampung Barat yang bernama Sekincau. Suatu hal yang selalu saya ingat, saya tidak pernah rela memejamkan mata walau telah menempuh perjalanan 5 jam dari Kota Metro, sebelum melewati tempat yang bernama Sekincau.
Suatu daerah yang termasuk dataran tertinggi di Lampung Barat (1100 dpl). Jelas udara sangat sejuk membuat betah mata dan menentramkan jiwa melihat sajian panorama nan elok sepanjang jalan.
Lekukan bukit bak liukan penari jaipong di atas karpet panjang yang berundak-undak (sawah terasering) diselingi hamparan tanaman sayur nan luas dan artistiknya pohon kopi terlebih dikala berbunga putih bersih bak salju dan berbau harum.
Semuanya terpadu secara serasi membentuk cakrawala keindahan yang mencerminkan sebuah Mahakarya Sang Mahadesainer.
Embun pagi bercampur kabut dingin menggigil memang selalu hadir menghiasi pagi di Sekincau. Dan, kesejukan itu kini menyeruak keseluruh penjuru Nusantara menentramkan jiwa yang mendengarnya.
Di tengah kegusaran masyarakat Indonesia akibat pandemi Covid 19 khususnya di beberapa daerah yang mengalami penolakan pemakaman untuk korban meninggal akibat Covid 19, lagi-lagi Sekincau tampil menebarkan aura kesejukannya. Seolah masyarakatnya tidak mau kalah dengan alamnya.
Kesejukan dan keramahan alam di sana benar-benar telah terinternalisasi begitu dalam di sanubari masyarakat Sekincau. Maka, jasad salah seorang warganya dapat bersemayam dengan tenang di kampung halaman sendiri. Meski meninggal di Bandar Lampung dan positif Covid 19 pada hari Sabtu kemarin.
Warga di Sekincau welcome dan bahkan ikut menggali liang kubur untuk jenazah. Di saat yang hampir bersamaan banyak jenazah yang positif Covid-19 mendapat penolakan bahkan dengan cara kekerasan, hanya untuk dapat beristirahat terakhir di bumi yang telah menerimanya untuk dilahirkan dan dibesarkan.
Dan, itu justru terjadi di beberapa Kota yang jauh lebih ramai dan besar dibandingkan Sekincau. Kota besar tapi penduduknya berjiwa kecil. Sebaliknya, Sekincau adalah kota kecil dengan masyarakat berjiawa besar dan bernalar agamis.
Terimakasih Sekincau, embun pagimu tidak hanya menetes dan menyejukkan jiwa-jiwa di sekitarmu saja, tapi telah menyeruak jauh membasahi dan menyejukan jiwa-jiwa kerdil nan egois sekaligus membangkitkan semangat altruisme seantero negeri. Covid-19 telah menguji kita, bukan hanya bagaimana bersikap benar terhadap orang yang hidup, tetapi juga bagaimana seharusnya bersikap benar terhadap orang mati.
Penulis: Dr. Achyani, M.Si. (Dosen S2 Pendidikan Biologi UM Metro)
Hi and welcome to my webpage. I’m Ralphie Reeve.
I have always dreamed of being a writer but never dreamed I’d make a career of it. In college, though, I aided a fellow student who needed help. She could not stop telling me how well I had done. Word got around and someone asked me for writing help just a week later. This time they would pay me for my work.
During the summer, I started doing research papers for students at the local college. It helped me have fun that summer and even funded some of my college tuition. Today, I still offer my writing skills to students.
Writing Specialist – Ralphie Reeve – [url=http://www.paper-games.info/]www.paper-games.info[/url]Corp
Hello, my name is Adna Underwood!
I`m a professional writer and I`m going to change your lifes onсe and for all
Writing has been my passion for a long time and now I can`t imagine my life without it.
Most of my poems were sold throughout Canada, USA, Old England and even Australia. Also I`m working with services that help people to save their nerves.
People ask me “Sir, Adna, I need your professional help” and I always accept the request, `cause I know, that only I can solve all their problems!
Professional Academic Writer – Adna Underwood – http://www.sahelopera.comBand