Dosen UM Metro Buat Alat Penjernih Air Menggunakan Arang Sekam Padi

 UM Metro – Dua dosen UM Metro berhasil manfaatkan arang sekam padi untuk membantu masyarakat Kampung Yudha Karya Jitu, Rawa Jitu Selatan, Tulang Bawang peroleh air bersih.

Kedua dosen UM Metro yang berhasil membuat alat penjernih air ini adalah Asroni, M.T. dan Arif Hidayat, M.Kom. Asroni selaku ketua tim dalam Program Kemitraan Masyarakat ini menerangkan, air jernih di kampung Yudha Karya Jitu sangat langka.

“Air bersih merupakan kebutuhan yang tak ternilai harganya bagi warga kampung Yudha Karya Jitu. Karena untuk mendapatkan air bersih, mereka harus membeli dengan harga Rp. 100.000 per 1 m3 yang didatangkan dari desa gunung tiga yang berjarak sekitar 20 km dari kampung ini,” ujarnya.

Asroni juga menjelaskan, sebelumnya warga setempat terbiasa memanfaatkan air hujan untuk memenuhi kebutuhan akan air jernih mereka sehari-hari terkhusus untuk mandi dan mencuci. Namun untuk menanggulangi kebutuhan akan pasok air minum, tidak ada alternatif lain bagi mereka selain harus membelinya dari desa lain.

“Air yang didatangkan dari daerah lain biasanya diangkut dengan mobil dan klotok (perahu). Kondisi tersebut semakin memburuk ketika musim kemarau, karena bak penampungan air hujan yang mereka bangun tidak terisi. Tanah rawa dan pasang surut air laut merupakan penyebab air bersih susah didapat di desa ini,” tambahnya.

Namun masalah ini akhirnya dapat teratasi dengan pembuatan alat penjernih air menggunakan arang sekam padi oleh tim PKM UM Metro. Menurut Asroni pembuatan alat penjernih ini mudah sekali terlebih bahannya yang mudah didapat.

“Untuk membuat alat penjernih air ini sebenarnya mudah sekali. Bahannya juda mudah didapatkan seperti tandon air, pipa PVC, sambungan pipa, lem pipa, arang sekam, kayu bakar, kawat ram, kerikil (zeolite), dan ijuk,” jelasnya.

Lebih lanjut, dosen Teknik Mesin UM Metro ini menegaskan, kendati alatnya sudah bisa digunakan, untuk membuat masyarakat setempat mau menggunakan alat ini, dibutuhkan sosialisasi yang baik.

“Agar warga setempat mengetahui standar kualitas air bersih dibutuhkan sosialisasi. Supaya menarik sosialisasi dilakukan dengan menggunakan audio visual. Saya dibantu dengan anggota, mahasiswa dan karang taruna setempat menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan dalam sosialisasi tersebut. Kami juga memberikan pelatihan cara membuat alat penjernih air dari arang sekam padi,” imbuhnya.

Kehadiran alat penjernih air ini diharapkan mampu meningkatkan kreativitas serta mengurangi pengeluaran warga kampung Yudha Karya Jitu untuk membeli air bersih. (Bungs/Hum)

Tinggalkan Balasan