Dosen UM Metro Beri Pelatihan Home Program Exercise dan Pendampingan Kewirausahaan Frozen Food
- 7 Februari 2023
- Posted by: Humas UM Metro
- Category: Uncategorized @id

Tim pengabdian yang tergabung dari Dosen Program Studi Fisioterapi, Pendidikan Ekonomi dan Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Metro memberikan Pelatihan Home Program Exercise Untuk Deformitas Ankle dan Pendampingan Kewirausahaan Frozen Food Pada Forum Keluarga Cerebral Palsy di Kota Metro pada Minggu (05/02/2023).
Mereka adalah Al Um Aniswatun Khasanah, M.Fis, Sangidatus Sholiha, M. Pd. Dan Ira Vahlia, M. Pd. Dengan dibantu 4 mahasiswa. Aniswatun sebagai pemateri dalam Program Exercise Untuk Deformitas Ankle, Sangidatus sebagai pemateri dalam pembuatan Frozen Food serta Ira sebagai pendamping praktik dalam kegiatan pengabdian pada Forum Keluarga Cerebral Palsy di Kota Metro yang dihadiri oleh 10 anak yang memiliki diagnosa cerebral palsy
Aniswatun mengungkapkan bahwa sebelum melakukan program exercise, orang tua juga perlu memperhatikan kondisi ankle anak yang berbeda-beda dimana cerebral palsy merupakan kondisi anak yang ada permasalahan pada kondisi otaknya yang berpengaruh pada saraf anggota gerak tubuh sehingga terjadi kelemahan.
“Orang tua dapat memberikan pelatihan deformitas ankle mandiri dirumah secara konsisten. Dalam kegiatan ini juga harus memperhatikan kondisi anak dan jangan dipaksakan apabila anak moodnya sedang tidak bagus.,”tambahnya.
Selain pelatihan deformitas ankle oleh Aniswatun, dilanjutkan dengan pendampingan kewirausahaan pembuatan frozen food oleh Sangidatus, dengan pelatihan ini diharapkan dapat dijadikan ide bisnis bagi orang tua keluarga cerebral palsy untuk membuka usaha rumahan. Selain dapat dijadikan ide bisnis, pelatihan pembuatan frozen food ini dapat dijadikan cemilan sehat yang kaya akan gizi bagi anak-anak cerebral palsy.
“Pembuatan frozen food dapat dijadikan ide bisnis sekaligus menjadi salah satu sajian untuk anak cerebral palsy karena proses pembuatannya yang mudah dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Bahan yang digunakan yaitu salah satunya menggunakan daging ayam dan sayuran serta non msg sehingga dapat dikonsumsi oleh anak cerebral palsy.
Lebih lanjut, Sangidatus mengatakan bahan makanan dapat disimpan di frezer dalam jangka waktu yang lama dan sangat diminati oleh masyarakat sehingga dapat dijadikan sumber pendapatan bagi ibu yang kesehariannya juga mengurus anak cerebral palsy. Bahan sayuran yang digunakan sebaiknya bukan bahan yang mengandung banyak air misalnya timun atau tomat karena akan mengalami perubahan tekstur menjadi lembek.
Sedangkan Ira memandang bahwa dengan membuat produk wirausaha seperti frozen food dapat meningkatkan perekenomian peserta pengabdian.
Lebih lanjut, Ira berharap pelatihan ini dapat membantu mitra untuk mengembangkan kreativitasnya membuat makanan bergizi yang bernilai ekonomis.
Mewakili peserta, yaitu Ketua Cerebral Palsy Riska mengaku pelatihan tersebut dapat memberikan peluang membuka lapangan kerja baru bagi ibu yang memiliki anak cerebral palsy serta orang tua di rumah dapat mengaplikasikan gerakan-gerakan deformitas ankle dirumah .
“Kegiatan ini sangat bermanfaat menurut saya, sebab bisa memberikan salah satu solusi karena waktu sebagian besar adalah mengurus anak dirumah . Bagi yang memiliki modal, dapat membuka lapangan kerja baru bagi ibu yang memiliki anak cerebral palsy yang tidak bekerja. Dengan demikian bisa membantu perekonomian di Komunitas Cerebral Palsy,” jelas Riska.