Dosen dan Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah adakan Pengabdian kepada  Masyarakat

Kota Metro — Sabtu (13/08) Dosen dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro adakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat secara bersamaan. Dua kegiatan ini merupakan kegiatan yang direncanakan oleh kedua pihak sebagai bentuk usaha meningkatkan kualitas pembelajaran sejarah dan memasyarakatkan sejarah kepada generasi muda. Pihak Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro menyelenggarakan kegiatan sosialisasi yang mengundang MGMP Sejarah Kota Metro, sedangkan Himpunan Mahasiswa Sejarah (HIMAS) menyelenggarakan Lawatan Sejarah bertema "Menyusuri Jejak Sejarah Kota Metro."

 

Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilaksanakan oleh pihak dosen bertema "Sosialisasi Pemanfaatan Ruang Sejarah (History Room) sebagai Media Pembelajaran". Kian Amboro, yang merupakan Ketua Pengabdian dalam kegiatan ini mengungkapkan "sasaran kegiatan pengabdian ini adalah guru-guru sejarah di Kota Metro yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah, dan tujuan dari sosialisasi ini adalah pertama memberikan pemahaman kepada guru-guru sejarah tentang perlunya berbagai upaya mengemas pembelajaran sejarah semenarik mungkin, dan salah satunya memanfaatkan ruang sejarah, dan tujuan kedua adalah merekatkan komunikasi antara pihak akademisi yang dalam hal ini dosen, dengan pihak praktisi yang dalam hal ini guru-guru sejarah."

"Saya masih ingat dengan jelas pesan Bapak Rektor (Prof. Dr. H. Karwono, M.Pd.) bahwa perguruan tinggi tidak boleh menjadi menara gading, perguruan tinggi adalah garda terdepan perkembangan ilmu pengetahuan, dan kemajuan ilmu pengetahuan itu mestilah diperuntukkan bagi kemashalatan umat, ungkapnya.

Dari itu dapat dipahami dosen tidak boleh hidup dan berkembang dalam dunia teoritis idealis, kenyataan di lapangan sering terjadi kesenjangan dari apa yang diharapkan dari idealisme, dan Bapak/Ibu guru di sekolah adalah pihak yang paling berpengalaman dengan kondisi di lapangan. Oleh karenanya, komunikasi baik dan intensif antara kedua pihak ini perlu terus dilakukan agar tujuan pendidikan sejarah dapat tercapai" tambah Kian.

 

"Kami berterima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya kegiatan ini, terutama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UM Metro yang telah mendanai kegiatan ini melalui skim OPR Pengabdian, FKIP yang telah memberikan izin berlangsungnya tempat kegiatan pengabdian, Prodi Pendidikan Sejarah, Laboratorium Pendidikan Sejarah, dan tentunya Bapak/Ibu guru anggota MGMP Sejarah Kota Metro" ujar ketua kegiatan yang juga merupakan salah satu dosen di Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro ini.

Acara yang diselenggarakan dalam satu hari ini mendapat respon positif dari guru-guru sejarah di Kota Metro. Kegiatan sosialisasi berlangsung dalam tiga sesi, sesi pertama pemaparan materi Pemanfaatan Ruang Sejarah sebagai Media Pembelajaran, sesi kedua Brainstorming kendala dalam pemanfaatan, dan sesi ketiga Rencana Tindak Lanjut. Joko Purwanto, M.Pd. selaku Ketua MGMP Sejarah Kota Metro mengungkapkan "kami sangat senang dengan adanya kegiatan ini, banyak informasi-informasi yang diperoleh dari kegiatan ini, kami berharap kami dapat terus dilibatkan dalam acara dan pertemuan seperti ini." Salah satu peserta mengungkapkan respon senada "kami seperti dapat semangat baru dalam membelajarkan sejarah untuk anak-anak" ujar Dra. Siti Erlina (Guru Sejarah SMAN 1 Metro).

 

Kesepakatan yang dicapai dari sesi rencana tindak lanjut adalah pertemuan dan forum komunikasi kedua pihak ini akan terus dilakukan, dan nantinya akan diperkuat dengan kesepakatan kerjasama.


Di tempat terpisah dan dalam waktu bersamaan, sekelompok mahasiswa pendidikan sejarah yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Sejarah (HIMAS) mengadakan kegiatan Lawatan Sejarah bertema "Menyusuri Jejak Sejarah Kota Metro." Kegiatan ini melibatkan siswa-siswi sekolah lanjutan atas yang terdiri dari SMA, MA, dan SMK yang ada di Kota Metro. Kegiatan berlangsung dengan teknis mengunjungi tempat-tempat bersejarah di Kota Metro. Tempat yang dipilih oleh panitia dipusatkan di sekitaran Taman Merdeka.

Ukar Noviansyah selaku Ketua Pelaksana kegiatan ini menjelaskan "kegiatan ini adalah salah satu dari program kerja HIMAS untuk periode kepengurusan Tahun 2016. Sebenarnya ada pergeseran waktu pelaksanaan kegiatan ini, kami merencanakan kegiatan ini berlangsung menjelang Hari Jadi Kota Metro, tanggal 9 Juni yang lalu itu adalah momen yang pas, tetapi karena bersamaan dengan bulan Ramadhan, membuat kami (panitia) menunda pelaksanaanya, mengingat kegiatan ini dilaksanakan cukup menguras tenaga karena napak tilas dilakukan dengan berjalan kaki menyusuri satu objek ke objek lainnya, sama seperti konsep Studi Objek Sejarah (SOS) di Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UM Metro."

Antusiasme peserta sendiri cukup luar biasa mengingat ini kegiatan perdana bagi HIMAS untuk konsep lawatan sejarah, satu hari sebelumnya (12/08) telah dilakukan technical meeting dengan peserta untuk pengarahan kegiatan keesokan harinya. Dalam pertemuan pengarahan tersebut, peserta diajak bersama-sama menonton film pendek Sejarah Kota Metro sebagai bekal awal pemahaman dan dijelaskan juga teknis jalannya acara lawatan sejarah.

"Kami tidak menyangka kalau peserta sangat antusias dengan undangan kegiatan kami ini, pasalnya dalam pertemuan pengarahan di hari Jum'at, kami sampaikan bahwa lawatan sejarah dilakukan dengan berjalan kaki dengan jarak yang dapat dibilang cukup melelahkan, dan keesokan harinya peserta tetap hadir dan tidak ada yang mengundurkan diri. Peserta benar-benar mengikuti kegiatan sampai dengan selesai, mereka rela panas-panasan, berpeluh-peluh berjalan kaki napak tilas mengunjungi objek-objek sejarah Kota Metro, kami yakin setelah mengikuti kegiatan ini akan mulai tumbuh dalam diri mereka kecintaan terhadap Kota Metro, daerah dimana tempat mereka lahir dan dibesarkan" ujar Fadhilah yang merupakan salah satu panitia dalam kegiatan tersebut.

Objek-objek yang dikunjungi dalam kegiatan tersebut antara lain Taman Merdeka, Masjid Taqwa, Sumur Putri, Kantor Dinas Tata Kota & Pariwisata, dan beberapa tempat lainnya. Tempat yang memiliki catatan tersendiri dan menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah Kota Metro. (Alprazolam)

"Intinya kami ingin menyampaikan pesan dengan murid-murid bahwa sejarah itu penting, dalam sejarah melekat identitas manusia dan masyarakat, lebih memasyarakatkan sejarah, bahwa sejarah tidak selalu hapalan angka tahun dan tokoh, bahwa sejarah tidak selalu Candi Borobudur dan Prambanan, tetapi sejarah ada di sekitar kita dan dengan memahaminya kita diajak untuk menjadi arif dan bijak" ujar Ukar. "Kami juga sangat berterima kasih kepada pihak-pihak yang mendukung kegiatan kami ini, bapak ibu dosen kami, beberapa pihak sponsor dan terutama kampus kami tercinta yang selalu mendukung & membiayai kegiatan kami ini" tambahnya.

Mungkin perlu diketahui bahwa mahasiswa/i panitia penyelenggara kegiatan tersebut ternyata bukanlah warga yang berdomisili asli di Kota Metro. Mereka adalah mahasiswa/i perantauan (Lampung Barat, Lampung Utara, Sumatera Selatan, dsb) yang menuntut ilmu dan mencari bekal masa depan di Kota Metro. Kesadaran sejarah dalam diri yang membuat mereka menghilangkan perbedaan asal-usul domisili mereka, dan lebih mementingkan kenyataan tentang pentingnya sejarah dalam hidup manusia, dimanapun manusia itu berada. Sebuah semangat generasi muda yang perlu mendapat apresiasi, semangat untuk selalu mengingat pesan-pesan kebajikan yang disampaikan oleh masa lalu untuk masa sekarang dan mengantarkan manusia agar lebih baik di masa depan. Di tangan generasi muda garis masa depan ditentukan.

(kian amboro)



Tinggalkan Balasan