Belajar Langsung Budidaya Sayuran, Mahasiswa S2 Pendidikan Biologi UM Metro Datangi Kebun Sayur di Lampung Barat
- 9 November 2022
- Posted by: Humas UM Metro
- Category: Uncategorized @id

Sebanyak 24 orang Mahasiswa Pendidikan Biologi, Pascasarjana UM Metro Angkatan 2021 didampingi oleh Dr. Hening Widowati, M.Si (kaprodi), Dr. Agus Sutanto, M.Si. dan Dr. Achyani, M.Si. melakukan Praktikum Lapangan Sumber Belajar Biologi ke Kebun Sayur Sekincau Lampung Barat, Minggu (06/11/2022)
Salah satu objek studi adalah Kebun Sayur di daerah Sekincau. Rombongan tiba di kebun sayur Liwa sekitar pukul 11. (Tramadol) 45 WIB disambut oleh ibu Sri dan petugas kebun tersebut. Mahasiswa diajak langsung ke lokasi kebun sayur, tepatnya di area tanaman timun (Cucumis sativus) dan buncis (Phaseolus vulgaris). Saat berkunjung di Kebun Sayur Badan Holtikuktura di sekincau lampung barat, mahasiswa mengamati sayuran, seperti: kentang, buncis, timun, sawi, labu, tomat, dan sebagainya. Mahasiswa diberikan pemahaman dari beberapa petani disana mengenai pengelolaan lahan, perawatan tanaman, hingga masa panen serta pemasaran yang dilakukan disana.
Dr. Agus Sutanto, M.Si selaku Direktur Pascasarjana sekaligus dosen Pendidikan Biologi menerangkan pengolahan lahan tanah untuk menanam timun dan buncis dilakukan dengan cara: dimulai dari mencangkul lalu dicampur atau ditambahkan dengan pupuk organik, biji timun ditanam dengan membenamkan ke dalam tanah tidak terlalu dalam.
“ Pada saat tanaman sudah berumur 10 hari dilakukan pemupukan dengan pupuk mutiara dengan interval waktu setiap 5 hari sekali dilakukan pemupukan ulang serta pemberian pupuk organik perangsang buah berupa pupuk kilat,” jelasnya.
Dr. Hening Widowati, M.Si juga menambahkan bahwa penyemprotan tanaman dilakukan kembali setiap 5 hari sekali untuk menghilangkan hama pada tanaman timun dan buncis.
“Hama yang sering muncul pada lahan tanaman timun adalah kutu kebul, erek-erek, dan penggerek. Kutu kebul memiliki ciri putih di daun tanaman timun, ditemukan juga keong, ulat, jamur dan ditemukan jenis tungau. Obat yang digunakan untuk mengatasi hama berupa Abasel, produk singinta berupa Arondis, untuk mengurangi jamur, bakteri seperti pada tomat penyebab hitam-hitam,” papar Kaprodi Magister Pendidikan Biologi ini.
Senada dengan itu Dr. Achyani, M.Si selaku dosen pendamping juga menerangkan jika lahan tanah yang digunakan untuk menanam tanaman sayuran terlihat gembur, subur.
“Mahasiswa kami minta untuk mencoba melakukan pengukuran terhadap pH dan kelembaban tanah, sehingga didapatkan hasil pengukuran pH berkisar diangka 7 dan kelembaban 9,” terang Achyani.
Petani di Sekincau menggunakan sekam bakar sebagai campuran media tanam beberapa tanaman sayur yang ada dilahan tersebut sehingga membuat tanah makin subur dan gembur. Pada agenda kali ini juga mahasiswa diizinkan untuk memetik buah timun