Kepala Desa Kalibening Apresiasi Peresmian Kebun Pembelajaran UM Metro

Lampung Timur – Rabu (19/11/2025), Sumijo, Kepala Desa Kalibening, Kecamatan Pekalongan, Kabupaten Lampung Timur, menyampaikan apresiasi mendalam atas peresmian Kebun Pembelajaran Universitas Muhammadiyah Metro yang berlokasi di Dusun 1 Kalibening. Sambutan tersebut disampaikan di hadapan Rektor UM Metro Dr. Nyoto Suseno, M.Si., jajaran wakil rektor, pimpinan lembaga, PT Pumahitari, serta para ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT).

Dalam sambutannya, Sumijo menyampaikan rasa syukur sekaligus terima kasih kepada UM Metro karena telah menempatkan kebun pembelajaran di wilayah mereka. Menurutnya, kehadiran kebun ini telah memberikan manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya warga Dusun 1 yang selama ini terlibat dalam kegiatan pertanian organik bersama PT Pumahitari.

“Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya, khususnya kepada Bapak Rektor UM Metro yang telah sudi menempatkan kebun ini di Desa Kalibening. Mudah-mudahan kebun pembelajaran ini membawa manfaat lebih luas bagi masyarakat,” ujar Sumijo.

Dukungan terhadap Program Pertanian dan Harapan untuk KWT

Sumijo menegaskan bahwa pemerintah desa selama ini mendukung penuh kegiatan pertanian, termasuk program ketahanan pangan nasional yang sedang digalakkan pemerintah pusat. Ia juga mengungkapkan bahwa dirinya berasal dari keluarga petani sehingga sangat memahami tantangan yang dihadapi masyarakat dalam pertanian.

Kepala desa juga mendorong agar ibu-ibu KWT yang telah mendapatkan pelatihan dari UM Metro dapat menyebarkan pengetahuan tersebut ke dusun-dusun lain.

“Setelah mendapatkan ilmu, tolong ditularkan ke lingkungan lain agar manfaatnya tidak hanya di Dusun 1, tetapi menyebar ke seluruh desa,” tuturnya.

Kendala Harga dan Harapan Perubahan Kebijakan

Dalam sambutannya, Sumijo menyampaikan salah satu kendala besar yang dihadapi masyarakat dalam mengembangkan pertanian organik, yakni belum adanya kebijakan harga yang membedakan hasil pertanian organik dan non-organik. Menurutnya, kondisi ini membuat sebagian petani kurang tertarik beralih ke metode organik karena nilai jualnya masih sama.

“Harapan kami, melalui UM Metro, suara masyarakat ini bisa disampaikan kepada pemerintah agar harga produk organik memiliki nilai tambah. Jika keuntungan tidak ada, masyarakat tentu kurang tertarik,” tegasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa Desa Kalibening telah mendapatkan fasilitas sumur bor sedalam 150 meter serta jaringan listrik yang dapat mendukung aktivitas pertanian. Namun, pemanfaatan fasilitas ini masih belum optimal karena rendahnya minat masyarakat untuk menanam komoditas selain singkong.

Siap Dukung Pengembangan Kebun: Sediakan Lahan Tambahan

Sumijo menyatakan kesiapan pemerintah desa untuk memberikan dukungan lebih jauh, termasuk menyediakan lahan tambahan bila UM Metro membutuhkan lokasi lebih besar untuk penelitian atau pengembangan pertanian organik.

“Jika nanti butuh lahan, kami siap membantu. Kami punya lahan strategis yang sudah terhubung listrik dan air dari sumur bor. Silakan dimanfaatkan untuk pengembangan,” ungkapnya.

Ajak Masyarakat Mulai dari Diri Sendiri

Mengakhiri sambutannya, Sumijo mengajak masyarakat untuk tidak berhenti setelah acara peresmian ini, tetapi mulai menerapkan praktik pertanian organik di lingkungan masing-masing.

“Mulailah dari diri sendiri. Kalau kita sudah mencontohkan dan ada hasil, masyarakat lain akan mengikuti dengan sendirinya,” ujarnya.

Peresmian Kebun Pembelajaran UM Metro ini diharapkan menjadi tonggak penting dalam pengembangan pertanian organik, pemberdayaan masyarakat, dan kolaborasi antara perguruan tinggi dan desa. (Nas/Humas)