UM Metro Tinjau Wahana Praktik Prodi Kedokteran Hewan di Taman Nasional Way Kambas

UM Metro – Fakultas Kedokteran, Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Muhammadiyah (UM) Metro didampingi Tim Pakar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gajah Mada melaksanakan kegiatan akademik di Taman Nasional Way Kambas, tepatnya di Rumah Sakit Gajah. Kegiatan ini merupakan bagian dari peninjauan wahana praktik Program Studi Kedokteran Hewan UM Metro, Kamis (18/09).

Rektor UM Metro Dr. Nyoto Suseno, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada pihak Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang telah menerima rombongan dengan baik. Ia menegaskan bahwa Way Kambas memiliki potensi besar sebagai laboratorium alam sekaligus wahana pembelajaran bagi Program Studi kedokteran hewan.

“Kami dari Universitas Muhammadiyah Metro yang beberapa waktu lalu memang mengajukan kerja sama (MoU) dengan TNWK yang kaitannya untuk mendukung proses pendirian prodi kedokteran hewan. Hari ini kami berkunjung bersama tim Task Force, calon dosen kedokteran hewan”

“dan kami juga mengucapkan terima kasih kepada tim FKH UGM yang bersedia mendampingi baik saat kegiatan Bimtek penyusunan kurikulum maupun pada hari ini di Rumah Sakit Gajah TNWK. Semula, dalam kurikulum yang kami susun, penciri atau keunggulan dari prodi kedokteran hewan UM Metro adalah ruminansia, tetapi saat Bimtek, TNWK ini sering muncul maka kami hadir ke sini untuk menyakinkan. Semoga betul-betul bisa terwujud prodi ini serta mohon dukungan dan kerjasama dari TNWK agar kedepan bisa kita gunakan sebagai wahana praktik dan pengembangan prodi Kedokteran Hewan,” ujar Dr. Nyoto Suseno.

Sementara itu, drh. Dyah Esti Anggraini selaku dokter hewan di Rumah Sakit Gajah menjelaskan bahwa rumah sakit ini diresmikan pada November 2015 melalui kerja sama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Taman Safari Indonesia, dan mitra lainnya. Hingga kini, Rumah Sakit Gajah Way Kambas menampung 34 ekor gajah di pusat pelatihan serta 28 ekor lainnya yang ditempatkan di beberapa lokasi di kawasan Taman Nasional.

Lebih lanjut, drh. Esti menuturkan bahwa sebagian gajah tergabung dalam Conservation Response Unit (CRU) yang bertugas membantu mitigasi konflik antara manusia dan gajah. Meski fasilitas rumah sakit masih sederhana, RS Gajah tetap menjadi pusat pembelajaran penting dalam penanganan gajah sumatera.

Pada kesempatan tersebut, turut hadir Prof. Dr. drh. R. Wisnu Nurcahyo, Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM), yang mendampingi tim FKH UM Metro. Dalam sambutannya, Prof. Wisnu menyampaikan rasa bangga atas langkah UM Metro yang berencana menjadikan Way Kambas sebagai laboratorium pembelajaran lapangan.

“Ini kami mendampingi UM Metro, kemarin kami sudah mencermati usulan kurikulum, saya sampaikan di Lampung ini punya keunggulan, selain ruminansia kan punya laboratorium alam seperti TNWK dan TNBBS, itu perlu dioptimalkan menjadi pencirinya FKH UM Metro nantinya dosen-dosennya juga tentu menyusun kurikulum tidak spesifik ke Gajah atau ruminansia tapi mulai sudah masuk, mulai dikenalkan histologinya, mikrobiologinya, penyakitnya sampe ke bedah, semuanya sehingga menyatu dan nantinya menjadi unggulan.”

“Dan Saya sangat bangga karena gedung kedokteran hewannya bagus, kampus-kampus lain kalah semua, Mikroskopnya bagus. Jadi saya yakin sekali nanti UM Metro bisa berkembang lebih cepat. Dan saya sampaikan bahwa dari TNWK ini banyak sekali lahir peneliti-peneliti unggulan, sehingga maksud saya mengajak calon dosen di kedokteran hewan UM Metro ke sini supaya tahu kondisi di sini dan menangkap apa yang bisa dikembangkan. Potensi penelitian di sini sangat besar, termasuk penelitian terkait tanaman obat alami gajah, penyakit gajah, dan satwa liar lain,”jelas Prof. Wisnu.

Ia menambahkan, dukungan berbagai pihak sangat penting agar kegiatan pendidikan kedokteran hewan semakin relevan dengan kebutuhan konservasi satwa liar di Indonesia.

Melalui kegiatan ini, Fakultas Kedokteran Prodi Kedokteran Hewan UM Metro berharap kerja sama dengan Taman Nasional Way Kambas dapat terjalin, khususnya dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, sekaligus berkontribusi terhadap upaya konservasi gajah sumatera yang kian terancam.