Mahasiswa PLP UM Metro Panen Sayur Bersama Petani Karang Rejo
- 18 Juli 2019
- Posted by: Humas UM Metro
- Category: Uncategorized @id

UM Metro – Mahasiswa PLP II Terpadu FKIP Universitas Muhammadiyah Metro, turut serta membantu masyarakat memanen sayuran di areal perkebunan petani Karang Rejo, Metro Utara, Kota Metro, Rabu (17/7/2019).
Nawal Sartika Sari, atas nama kelompok PLP II Terpadu di Kelurahan Karang Rejo bercerita, kegiatan Rabu sore (17/7) sebenarnya bukan hanya sebatas membantu masyarakat memanen sayuran, tetapi ia beserta puluhan rekannya beralasan ingin mendalami teknik membudidaya berbagai jenis sayuran yang sudah lama ditekuni oleh masyarakat setempat.
“Ketertarikan kami tidak hanya untuk membantu memanen saja, namun juga ingin mengetahui bagaimana cara bertani yang baik dan benar,” ungkap Nawal Sartika Sari, di lokasi kebun sayuran petani Karang Rejo.
Lebih jauh, Nawal juga berkisah tentang obrolannya bersama Enok, petani yang berhasil ditemuinya saat memanen sayuran. “Proses pemanenan kangkung cabut dilakukan sore hari supaya tetap segar ketika dijual keesokan harinya.”
“Biasanya kangkung dipanen pada umur 20 hari setelah ditanam, kalau lewat dari waktu itu kangkung tidak layak panen karena batangnya sudah mengeras dan tidak laku dipasaran,” imbuh Nawal menirukan Enok.
Melihat kondisi demografinya, mayoritas masyarakat Karang Rejo memang berprofesi sebagai petani. Berbagai jenis sayuran seperti Kangkung Cabut, Selada, Sawi, Daun Bawang serta Kemangi sudah lama menjadi jenis sayuran yang dibudidayakan oleh masyarakat setempat.
Hasil panen sayuran biasanya dijual kepengepul di daerah Karang Rejo. Namun, bila tidak ada kecocokan harga atau pengepul setempat tidak bisa menampung, petani akan menjualnya ke berbagai pasar yang ada disekitar Kota Metro.
Selain itu, cuaca yang tidak menentu dan harga yang tergolong murah juga memberi pengaruh tersendiri. Melihat kondisi ini, UM Metro mencoba menjadi mitra dengan menawarkan berbagai solusi seperti budidaya sayuran secara organik.
“Sayuran yang ditanam di sini memang belum sepenuhnya organik, namun setelah ada kerjasama antara UM Metro dengan Kelompok Tani Karang Rejo, terjadi peningkatan pada perekonomian dan mutu pangan masyarakat setempat,” ujar Nawal.
Perlu diketahui, satu ikat kangkung dari petani saat ini dihargai tujuh ratus (700) rupiah. Harga ini tergolong murah dan tidak sebanding dengan ongkos penanaman hingga panen.
“Murah memang harga sayurannya, tapi saya akan tetap bertani kalo tidak bertani saya tidak bisa makan. Orang bertani harus telaten dan ulet, karena dari awal pendapatannya tidak seberapa, tapi kalau ditekuni ya pasti bisa sukses, siapa yang menanam dia akan memetik hasilnya,” tukas Enok.
Kontributor: Nawal Sartika Sari
Editor: Nas/Hum
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.