5 Dosen Pendidikan Matematika UM Metro Beri Pelatihan Pembuatan Keset dari Kain Perca

UM Metro – Sejumlah dosen Progam Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah (UM) Metro beri pelatihan dan pendampingan pembuatan keset dari kain perca bagi Ibu PKK Desa Siraman Pekalongan, Kamis (23/09/2021).

Mereka adalah Nurul Farida, M.Pd, Rina Agustina, M.Pd, Ira Vahlia, M.Pd, Satrio, M.Pd dan Swaditya Rizki, M.Sc. Dengan dibantu 5 mahasiswa, Nurul tampil sebagai pemateri tunggal di depan 21 peserta. Sementara keempat dosen lainnya memberikan pendampingan untuk mempraktikkan pembuatan keset kaki dari kain perca tersebut.

Nurul mengungkapkan potongan kain yang dianggap sudah tidak punya nilai jual seperti sisa pembuatan pakaian masih memiliki banyak sekali potensi untuk dijadikan kerajinan tangan dengan nilai jual tinggi.

“Salah satunya dengan mengolahnya menjadi keset kaki. Dengan keterampilan dan sedikit modal, mitra bisa menjadi produsen kerajinan keset kain perca dengan keuntungan lumayan. Tak hanya nilai jualnya tinggi, kreasi dari kain perca sangat unik dan menarik,” kata Nurul.

Hal senada juga disampaikan Rina mengenai pemanfaatan kain perca menjadi keset kaki yang dapat membantu menjaga lingkungan dari limba.

“Pemanfaatan kain perca menjadi keset dapat membantu menjaga lingkungan dari limbah serta dapat memberikan ketrampilan bagi mitra untuk menciptakan suatu produk yang bermanfaat, terlebih bahan dan alat yang digunakan murah dan mudah diperoleh,” jelas Rina.

Sementara Ira menilai pembuatan keset kaki dari kain perca tidak memerlukan waktu khusus namun juga dapat dilakukan saat bersama keluarga.

“Pembuatan keset kain perca dapat dilakukan kapanpun, tidak memerlukan waktu khusus. Dengan demikian mitra dapat mengerjakannya sambil menonton televisi, mengasuh anak, atau mengobrol dengan keluarga. Selain itu, dengan membuat sendiri keset kain perca dapat menghemat biaya pengeluaran rumah tangga,” tambahnya.

Sedangkan Satrio memandang pemanfaatan kain perca sebagai media pembuatan keset kaki dapat memberikan keuntungan besar.

“Kain perca bisa diolah kembali menjadi berbagai kerajinan tangan seperti tutup kulkas, keset, bros, selimut serta kebutuhan sehari-hari lainnya. Dengan ketrampilan dan modal yang dimiliki mitra, dapat membuka lapangan kerja baru,” ujar Satrio.

Lebih lanjut, Rizki berharap pelatihan ini dapat membantu mitra untuk mengembangkan kreativitasnya membuat keset kain dari kain perca yang bernilai ekonomis.

“Kain perca yang dibuat menjadi keset kaki merupakan salah satu hasil kreativitas pemanfaatan limbah kain. Ini tentu sangat bagus sekali dilakukan sebab dapat mengurangi limbah kain yang dihasilkan dari pabrik atau konveksi. Dengan pelatihan ini, diharapkan dapat membantu mitra untuk mengembangkan kreativitasnya membuat keset kain perca yang bernilai ekonomis,” tukasnya.

Mewakili peserta, Pujiati mengaku pelatihan tersebut dapat memberikan peluang membuka lapangan kerja baru bagi ibu PKK.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat menurut saya, sebab bisa memberikan salah satu solusi mengolah limbah kain perca yang selama ini tidak tahu harus dibagaimanakan. Bagi yang memiliki modal, dapat membuka lapangan kerja baru bagi ibu-ibu PKK yang tidak bekerja. Dengan demikian bisa membantu perekonomian masyarakat di Desa Siraman,” jelas Pujiati.