UM Metro – Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag. sebut 5 cara sukses dalam ber-Muhammadiyah khususnya bagi dosen dalam acara silaturahim dan pembinaan dosen di Universitas Muhammadiyah Metro yang bertempat di aula gedung Program Pascasarjana Kampus 3 UM Metro pada Sabtu, 5 Mei 2018.

Menurutnya jika lima kunci tersebut dapat diterapkan oleh dosen di Universitas Muhammadiyah Metro, tidak hanya dosennya yang berkembang baik namun juga lembaganya sehingga kesuksesan yang diimpikan dapat terwujud dengan nyata.

“Bapak/Ibu, kalo mau sukses dalam ber-Muhammadiyah khususnya bagi dosen, ada lima cara. Yang pertama yakni, Alfahmu atau paham yang berarti mengerti, bukan sekedar mengikuti tanpa tahu. Dengan begini maka apa yang menjadi tujuan Muhammadiyah dalam perguruan tinggi tersebut dapat terwujud,” ujar Prof. Dr. Yunahar Ilyas, Lc., M.Ag. di hadapan seluruh dosen dan BPH UM Metro beserta Ketua dan Sekretaris PDM Kota Metro.

Yang kedua, sambungnya, ikhlas dalam beramal, jika Bapak/Ibu sukses atas apa yang telah diusahakan, Bapak/Ibu tidak gampang bangga, begitu juga jika gagal, tidak langsung kecewa. Sehingga di Muhammadiyah, jadi rektor ya yang ikhlas, jadi dosen juga yang ikhlas. Kalo tidak ikhlas, maka tidak akan lama bertahan di Muhammadiyah.

Yang ketiga Al-Amaluhu (beramal). Muhammadiyah itu bergerak di bidang pendidikan, bidang kesehatan, bidang keagamaan, dan saat ini sedang mulai kembali terjun ke dunia wirausaha, di mana sebelumnya pernah memulai usaha yang besar bahkan usaha internasional, namun sayangnya bangkrut, dan usaha yang lain juga tetap sama. Makanya saat ini kita kembali mencoba, namun tidak dengan usaha yang besar, cukup usaha menengah ke bawah,” imbuhnya.

Beliau menuturkan, lalu yang keempat, memerlukan semangat jihad, dengan mengerahkan segenap tenaga kita. Optimalisasi potensi yang kita miliki untuk beramal itulah jihad. Bisa dengan tenaga atau dengan harta. Makanya kalo kita bekerja diamal usaha muhammadiyah, mengajar misalnya, tidak perlu ada jam-jam, tidak perlu ada presensi. Karena kita bekerja berdasarkan jihad. Kalo sudah berjihad, kesejahteraan itu akan berkembang terus nantinya.

Dan yang kelima, semangat pengorbanan, kalo kita bekerja di Muhammadiyah harus ada semangat pengorbanan, korban waktu, korban tenaga. Hal itu merupakan hal yang biasa di lingkungan Muhammadiyah. Apabila kelima hal tadi dapat diterapkan, maka Bapak/Ibu dapat sukses dalam ber-Muhammadiyah,” pungkasnya. (AL-Bayurie¦Hum)

Tinggalkan Balasan