UM Metro – Dewasa ini, menulis masih menjadi persoalan bagi sebagian besar mahasiswa khususnya bagi mahasiswa baru yang sedang melangsungkan perkuliahan di UM Metro pekan ini. Banyak mahasiswa UM Metro yang masih belum mampu mengolah kata-kata dengan baik untuk dijadikan sebuah tulisan. Beberapa bahkan ada yang hanya sekedar menyalin (baca: copy paste) dan menggabungkan tulisan dari berbagai sumber untuk dimasukkan dalam tugas kampus, tanpa mengerti maksud dari tulisan itu sendiri.

Seringkali kita jumpai di kelas saat mahasiswa sedang mempresentasikan makalah mereka, tak sedikit yang hanya membaca lembaran demi lembaran, barisan demi barisan huruf yang tertulis di dalamnya. Sehingga poin yang hendak mereka sampaikan tak mampu tersalurkan kepada mahasiswa lainnya.

Mengapa ini bisa terjadi? Hal tersebut dikarenakan minimnya pembiasaan membaca dan menulis oleh mahasiswa padahal kedua hal tersebut merupakan alasan yang paling mendasar. Kenyataannya, kemampuan menulis selain dibutuhkan untuk mengerjakan tugas-tugas kampus namun juga sangat dibutuhkan oleh bagian besar orang. Namun, hal ini tidak bisa didapatkan secara instan. Ada proses yang harus dilakukan agar dapat membuat tulisan yang baik.

Salah satu cara paling mudah dalam belajar menulis bagi mahasiswa adalah dengan membiasakan atau membudayakan membaca sejak dini. Dengan kebiasaan membaca ini, mahasiswa tersebut akan belajar mengenal berbagai kosakata. Mereka juga dapat berlatih untuk menyerap apa yang mereka baca dan menuangkan pikiran dan pendapatnya lewat tulisan. Kebiasaan ini akan menstimulus otak mereka untuk menambah wawasannya, juga memperkaya frasa yang mereka miliki.

Semakin banyak buku yang dibaca oleh kalangan mahasiswa, semakin beragam pula ilmu yang mereka serap dan dapat mereka tuangkan lewat tulisan. Selain itu, dengan menulis, dosen akan dapat mengetahui seberapa jauh pemahaman mahasiswa terhadap buku yang ia baca. Selain itu, menulis juga akan menjadi investasi jangka panjang bagi mereka.

Selain pembuatan makalah yang sifatnya kegiatan rutin mahasiswa tersebut, saat duduk di jenjang (baca: semester) yang lebih tinggi, mau tidak mau mahasiswa diharuskan menganalisis berbagai studi kasus dan menuangkan pemikiran merkea lewat tulisan. Merangkai kata dalam bentuk tulisan bukanlah suatu hal yang mudah, terlebih bila kosakata yang dimiliki tidak banyak. Karena itu, sejak mulai dinobatkan sebagai mahasiswa semestinya mahasiswa tersebut sudah berkomitmen untuk senantiasa membaca guna menambah wawasan.

Belum lagi, Program Kewirausahaan Mahasiswa yang merupakan program Kementerian Riset Teknologi Perguruan Tinggi (Kemenristek-Dikti) dalam menopang setiap mahasiswa Indonesia untuk mengembangkan kemampuan mereka selama duduk di bangku kuliah agar nantinya diharapkan mampu mencukupi segala kebutuhannya selama berstatus mahasiswa bahkan mampu menciptakan lapangan kerja. Dana yang dikucurkan-pun relative tidak sedikit, berkisaran 7-50 juta. Namun sekali lagi syarat utama dalam meraih program tersebut adalah kemampuan sang mahasiswa dalam menulis.

Pentingnya mengasah kemampuan menulis ini akan merambat kemana-mana. Tentunya, efek yang dihasilkan akan sangat menguntungkan sang mahasiwa. Di UM Metro sendiri, selain tugas makalah yang dibebankan kepada mahasiswa, nantinya mahasiswa akan dihadapkan pada survey lapangan yang berhubungan dengan perkuliahan mereka. Banyaknya analisis permasalahan dan penyelasaian selama di lapangan yang pastinya berbeda-beda menjadikan kita harus mengilutrasikan semua hal tersebut kedalam tulisan sebagai wujud laporan kepada dosen yang bersangkutan.

Ditambah lagi saat menjelang semester tujuh, alunan kata PPLT-Tematik dan KKN tak pernah letih terdengar di telinga. “Indah menjalani namun tersiksa saat kembali” merupakan hal yang sama bagi setiap mahasiswa. Lagi-lagi mereka akan dibenturkan dengan laporan yang merupakan karya tulis mereka di lapangan. Namun tidak bagi mereka yang menguasai kemampuan menulis.

Yang terakhir adalah keluhan bagi sebagian besar mahasiswa UM Metro yakni menyelesaikan tugas akhir atau skripsi. Lebih dari 70% mahasiswa UM Metro mengeluhkan sulitnya menyelesaikan skripsi. Berbagai alasan mereka lantunkan yang dosennya mempersulitlah, dosennya susah ditemuinlah, dosennya suka marah-marahlah. Padahal mereka yang notabennya baru belajar menulis, seringkali kesulitan menuangkan ide-ide mereka kedalam tulisan sehingga mencari kesalahan-kesalahan sang dosen untuk menyembunyikan hal tersebut.

Bagi mahasiswa yang sudah terbiasa menulis dari awal perkuliahan, kesulitan-kesulitan diatas bukanlah hal yang berat bagi mereka. Mereka cukup mencari akar permasalahan dan mencarikan solusinya kemudian dari proses tersebut, mereka akan menuangkan ilustrasinya kedalam bentuk tulisan tentunya ditopang dengan perbendaharaan kosakata yang banyak, indah dan menarik.

Sebagai mahasiswa yang terkenal dengan aspirasi dan semangat jiwanya dalam memajukan bangsa, cita-cita untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi lagi adalah impian semua mahasiswa terlebih mampu meraih beasiswa ke luar negeri. Sekali lagi, untuk mencapainya diperlukan kemampuan menulis sang mahasiswa.

Mulai sekarang mari ciptakan dunia membaca dan menulis di lingkungan mahasiswa khususnya di lingkungan UM Metro, kampus yang menggelorakan ‘Solusi Sukses Masa Depan’, baik dimulai dengan sendiri-sendiri maupun dengan komunitas atau dengan yang lainnya. Semoga dengan kemampuan menulis tersebut, impian masing-masing mahasiswa dapat diraih dengan lebih mudah. (Al-Bayurie¦Hum)

Tinggalkan Balasan