UM Metro – Dua dosen Fakultas Agama Islam (FAI), Universitas Muhammadiyah Metro, Cahaya Khaeroni, M.Pd.I. dan Muhammad Nur, S.Sos.I. berhasil kembangkan pesantren berbasis spiritual preneurship.

Santri putri di Pondok Pesantren Imadul Bilad Metro diajarkan bagaimana cara membudidayakan lele dengan sistem bioflok. Budi daya lele yang tidak hanya efisien tempat dan biaya, juga mudah dalam hal perawatan.

Cahaya Khaeroni, M.Pd.I. selaku ketua tim menyampaikan bahwa dirinya beserta anggotanya, Muhammad Nur, M.Sos.I. menggait P4S Bumi Alam Purba, selaku lembaga mitra pengembangan teknologi, untuk mengajak para santri dalam membudidayakan lele dengan sistem bioflok.

Peluang usaha itu sangat menjanjikan. Jika dikelola dengan baik, kemandirian pesantren bisa dicapai,” kata Cahaya Khaeroni, M.Pd.I. kemarin.

Kendati semua santri pondok pesantren yang terletak di Jalan ABRI Metro Timur tersebut adalah kalangan wanita, ternyata bukan halangan untuk menjalankan program tersebut.

Tidak masalah karena ini memang bukan pekerjaan berat, mereka secara bergantian memberi pakan pagi dan sore. Untuk panen, pengepul langsung yang mengambilnya,” kata Ustadz Nur sapaan akrabnya.

Pembudidayaan lele dengan sistem bioflok bukan tanpa alasan dipilih untuk diterapkan di Pondok Pesantren Imadul Bilad. Setidaknya ada tiga masalah pokok dalam pengembangan ilmu kewirausahaan pada pondok pesantren tersebut. Pertama, minimnya ide dan gagasan para pengelola pesantren mengenai usaha konkret yang tepat dan sesuai untuk dikembangkan.

Kedua, keterbatasan modal usaha. Ketiga, sulitnya menemukan peluang wirausaha yang memiliki fleksibilitas tinggi dari segi waktu bagi para pengelola pesantren.

“Budi daya lele dengan sistem bioflok ternyata merupakan solusi dari ketiga masalah pokok tersebut,” ujar dia.

Novi Rahmawati, salah satu santri Pondok Pesantren Imadul Bilad, mengaku senang dengan adanya kewirausahaan yang diajarkan kepadanya.

“Menyenangkan karena kami tidak hanya diajarkan ilmu agama, tetapi juga bagaimana bisa mandiri dengan berwirausaha,” ujar santri asal Labuhanmaringgai tersebut. (AL-Bayurie¦Hum)

Tinggalkan Balasan